JOGLOSEMARNEWS.COM – Warganet tampak mengeluhkan penataan kursi kereta kelas ekonomi kepada KAI di media sosial. KAI diminta mempertimbangkan kenyamanan penumpang terkait sempitnya tempat duduk.
Akun @Widino mencuitkan permasalahan kursi ini disertai beberapa foto di dalam kereta dengan menandai akun @KAI121 pada (8/8/2022). Dalam cuitannya, ia menceritakan pengalaman perjalanan ditegur orang lain dan ia berharap KAI segera memperhatikan kelas ekonomi.
“Masalah dengkul mentok ini harus jd concern @KAI121. Gw di kereta ekonomi premium argo chirebon. Pas sandarin kursi, penumpang belakang bilang “Pak, jgn disandarin dengkul sy makin mentok” Gw spontan nengok belakang liat dia duduknya miring lgsng minta maaf, tegakin lg kursinya,” cuitnya pada bagian 1 (satu).
Pada kolom balasan, warganet lain juga ikut menambahkan foto-foto kondisi kereta kelas ekonomi dengan argumen mendukung.
“Baru aja kejadian sama gue. Dari jogja menuju bandung duduk di kursi yang tegaknya seperti keadilan, tp dengkul kepentok. Alhasil lepas sepatu, naekin kaki sambil didekep, berasa maling disiram air sama warga kampung. Tidur segan melek tak mampu,” tulis @agndhkaaaaa.
“Yes..Dengkul mentok kursi depan membuat Perjalanan tdk nyamam, Apalagi bila diterapkan untuk perjalanan jarak jauh. Risiko kelelahan akan meningkat tubuh pun pegal2 sampai di tujuan,” tambah @Heraloebss.
Foto-foto yang dibagikan menunjukkan ruang gerak penumpang kereta kelas ekonomi terbatas, apalagi pada kursi berhadapan. Beberapa terlihat mengambil posisi yang kurang nyaman demi menjaga kenyamanan penumpang lain dengan menekuk ‘dengkul’ sebisa mungkin.
Warganet berharap meskipun kelas ekonomi, penataan tempat duduk dalam kereta mengutamakan kenyamanan penumpang.
“Emang seharusnya @KAI121 Memanusiakan manusia sih soalnya jarak antar seat yang ekonomi parah bgt, murah si emang cuman ya engga gtu juga,” tulis @13frhnn.
Akun resmi KAI terlihat menanggapi cuitan tersebut pada (8/8/2022). Pihaknya menerima masukan dan memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dikeluhkan penumpang.
Ade Safana Alawiyah
