Beranda Daerah Solo Menko Muhadjir Effendy: Secara De Facto, Kita Sudah Masuk Fase Endemi

Menko Muhadjir Effendy: Secara De Facto, Kita Sudah Masuk Fase Endemi

Menko Muhadjir Effendy dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir sedang melakukan sesi wawancara dengan media (10/8/2022) / Foto: Luthfia Nur'il Prameswari

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa sekarang ini, secara de facto bangsa Indonesia sudah memasuki tahap endemi.

“Ya sebetulnya sekarang secara de facto kita ini sudah endemi. Hanya tinggal declare nya saja. Karena declare untuk status endemi itu sangat ditentukan oleh WHO, bukan kita yang berhak menentukan itu,” kata Muhadjir Effendy kepada Joglosemarnews, di sela-sela kunjungannya dalam silaturahum nasional MPKU Muhammadiyah pada Rabu (10/8/2022).

Kondisi endemi tersebut,  menurut Muhadjir, secara fakta lapangan dapat ditunjukkan dengan beberapa contoh, misalnya angka okupasi rumah sakit yang rendah, angka kematian juga relatif relatif kecil.

“Angka kematian Covid-19 saat ini lebih rendah daripada angka kematian kanker per harinya,” lanjut Muhadhjir Effendy.

Namun Muhadjir wanti-wanti, bahwa pernyataannya tersebut bukan berarti mengabaikan Covid-19. Hanya saja, masyarakat tidak perlu terlalu cemas lagi sekarang menghadapi Covid-19, untuk tetap beraktivitasa seperti biasanya.

“Dan situsi saya berharap dampaknya baik, dan aktivitas masyarakat, terutama di bidang ekonomi tetap tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Ia mencontohkan, sekarang pada kwartal kedua tahun 2022 ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia  berada di angka 5,44%. Angka tersebut menurut Muhadjir melebihi ekspektasi.

Baca Juga :  Tim Hukum Paslon 02 Laporkan Dugaan Intimidasi ke Polresta Solo

“Karena ekspektasi kita yang paling optimistik di kwartal kedua tahun 2022 ini hanya 5,02%, tapi kita bisa melompat di angka 5,44%,” beber Muhadjir Effendy.

Perhatian pemerintah di bidang kesehatan, menurut Muhadjir Effendy, cukup besar. Hal itu bisa ditunjukkan dari anggaran yang diplot untuk kesehatan.

Menurutnya, anggaran untuk bidang kesehatan berjumlah sekitar Rp 600 triliun lebih. Anggaran tersebut merupakan usaha untuk pelayanan kesehatan di masa sekarang yang lebih mengedepankan modernisasi dan digitalisasi pelayanan.

“Rp 600 triliun lebih dianggarkan untuk kesehatan. Itu usaha untuk membangun pelayanan kesehatan yang lebih modern. Kita juga perlu memperbanyak jumlah pelayanan kesehatan. Setiap rumah sakit harus punya poliklinik sebagai sumber rujukan,” lanjut Muhadjir Effendy.

Ia juga menegaskan betapa pentingnya edukasi tentang kesehatan di dunia pendidikan. Menurut Muhadjir, banyak hal yang dapat lebih dimaksimalkan dalam penanaman edukasi kesehatan dalam lingkungan pembelajaran.

“Misalnya saja saat kelas, perempuan kan tidak jumatan. Itu bisa dimanfaatkan untuk edukasi yang lebih mendalam mengenai kesehatan wanita dan lain sebagainya,” jelas Muhadjir Effendy.

Baca Juga :  Menkes Budi Gunadi Tinjau Rumah Sakit Kardiologi Emirat-Indonesia, Targetkan Beroperasi 1 Bulan Lagi

Menurutnya, langkah-langkah seperti itu merupakan transformasi kesehatan yang penting bagi Muhammadiyah.

Sementara itu menyinggung Muktamar Muhammadiyah ke-48, Muhadjir mengatakan bahwa Muktamar merupakan  upaya untuk melaksanakan kepentingan yang lebih luas.

“Ini adalah upaya untuk melaksanakan kepentingan yang lebih luas. Untuk bangsa dan negara, bukan hanya untuk diri sendiri,” kata Muhadjir Effendy. Fabio Ferjiawan