JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Muncul Spanduk Tolak Relokasi, Pemilik Kios Renteng Nglangon Rame-Rame Angkat Bicara. “Kami Pingin Tetap di Sini!”

Sejumlah pedagang penghuni kios renteng di Batuar Nglangon. Foto kolase/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seiring pembangunan pasar terpadu di Nglangon yang mulai berjalan, muncul spanduk bernada penolakan di kios renteng Batuar Nglangon.

Spanduk itu berisikan penolakan relokasi dari penghuni kios renteng ke pasar baru di depannya.

Mereka menolak pindah karena luas kios di pasar baru dinilai lebih sempit dan belum ada kejelasan soal kompensasi ganti rugi.

Pantauan di lapangan, spanduk besar bertuliskan penolakan relokasi itu terpampang di samping kios paling selatan dekat dengan bangjo Batuar.

Menurut salah satu penghuni kios Batuar, Dewi Aminah yang berjualan mie ayam dan bakso, di Nglangon RT 4, Karang Tengah, spanduk itu dipasang sebagai representasi suara mayoritas penghuni kios renteng Batuar.

“Kami menolak pindah ke pasar baru. Karena kios renteng ini nggak ikut Pasar Nglangon. Kios ini berdiri sendiri tapi kenapa mau dijadikan satu dengan Pasar Nglangon,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (30/8/2022).

Baca Juga :  Tanpa Restu Bapak, Untung Wina Sukowati Calon Bupati Sragen 2024 Nekat Maju Lewat Partai Demokrat: Ini Tekat Saya Sendiri

Ia mengaku sudah menempati kios berukuran 6 x 9 meter itu sejak 1985. Kios itu warisan orangtuanya yang dulunya dibeli dari pemilik sebelumnya sekitar Rp 200an juta.

Suryanto (46), penghuni kios lainnya, mengaku sudah menempati sejak 1985 untuk berjualan lontong dan es.

Sama seperti penghuni lainnya, ia juga menolak dipindah ke pasar baru karena belum ada kejelasan ukuran kios penggantinya.

“Pinginnya tetap di sini. Kalau toh pindah ya diberikan tempat yang sesuai. Masalahnya tempatnya belum tahu nanti di sebelah mana dan ukurannya berapa. Ini ekonomi sudah susah malah mau dipindah,” ujarnya.

Spanduk bertuliskan menolak relokasi terpampang di dekat kios renteng Batuar Nglangon. Foto/Wardoyo

Ketua RT 4/3, Karang Tengah, Sunardi menyampaikan spanduk itu memang dibuat atas inisiatif warga penghuni kios renteng Batuar Nglangon.

Baca Juga :  Pupuk Subsidi di Sragen Dijual Bebas di Media Sosial Facebook, Politikus Senior Sragen Bambang Widjo Purwanto: Kok Dibiarkan, Apa Peran KP3 Dalam Pengawasan?

Tujuannya menolak dipindah jika kios pengganti di pasar baru berukuran lebih kecil. Menurutnya selama ini warga menghuni kios dengan memegang surat hak sewa dan membangun kios secara swadaya.

“Karena kios yang kami tempati saat ini ukurannya 6 x 9 meter, kabarnya nanti ditukar di pasar baru hanya 3 x 6 meter. Kan terlalu kecil banget, makanya kami tetap menolak,” terangnya.

Terpisah, Kepala Diskumindag Sragen, Cosmas Edwi Yunanto sebelumnya menyampaikan saat ini pembangunan pasar baru untuk pengganti Pasar Nglangon dan Joko Tingkir sudah berjalan.

Terkait tuntutan ukuran kios yang sama dari penghuni kios Batuar, menurutnya hal itu sulit terpenuhi karena di pasar baru terpancang keterbatasan lahan.

Sementara untuk kompensasi, sejauh ini belum ada alokasi dari Pemkab untuk kompensasi atau ganti rugi. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com