JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Jumlah Nakes dan Fasilitas Pelayanan Penyakit Stroke Masih Minim

Komunitas Peduli Stroke Mardi Rahayu Kudus kamoanye bahas stroke di Alun-alun Simoang Tujuh Kudus, Selasa (29/10/2019). Tribunjateng.com/Rifqi Gozali
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
Jadi penyebab kematian tertinggi, tenaga kesehatan (nakes) dan fasilitas pelayanan penyakit stroke ternyata masih minim.

Padahal penyakit Stroke menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada 2015, dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada 2014.

Melansir kemkes.go.id, Kamis (13/10/2022), prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur 15 tahun sebesar (10,9%) atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang. (Kemenkes RI, 2018).

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan spesialis bedah jumlahnya belum memadai. Dari 34 provinsi baru 20 provinsi yang bisa melakukan tindakan pakai cathlab sementara 14 provinsi masih belum mampu menyediakan pelayanan stroke.

Baca Juga :  Mudik Lebaran 2024, 196 Juta Perantau Bakal Pulkam

”Kami sedang berproses untuk memenuhi itu, terkait alatnya itu gampang. Saya sudah alokasikan untuk kanker, stroke, jantung dan ginjal sekitar 30 triliun sampai tahun 2027. Seluruh provinsi dan 514 Kabupaten/kota akan memiliki alat intervensi non-bedah. Ini pilar nomor dua transformasi layanan rujukan,” terang Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Selain itu, pemenuhan tenaga kesehatan juga sangat perlu. Pasalnya, jumlah dokter spesialis bedah saat ini juga masih sangat minim. Persebarannya pun juga belum merata, masih terkonsentrasi di kota-kota besar di Pulau Jawa.

Dari 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia yang memiliki spesialis hanya 20, spesialis saraf hanya sekitar 13, sementara sub spesialis syarat intervensi presentasinya lebih sedikit lagi.

Baca Juga :  Sejarah Lahirnya Persaudaraan Setia Hati Terate & Kisah Inspiratif Ki Hadjar Oetomo

”Kenapa hanya segitu? Harusnya diperbanyak. Saya akan perbanyak prodi spesialis dan RS Pendidikan baik di FK swasta atau negeri. Cara akan banyak spesialis yang akan kita cetak. Itu reformasi yang akan kita transformasi di pilar ketiga,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Upaya lain yang sedang dilakukan pemerintah adalah pemanfaatan teknologi digital dalam peningkatan layanan stroke di seluruh fasyankes. Menkes ingin, layanan kesehatan stroke terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

”Terakhir, embrace new technologi. Perkembangan teknologi ini harus kita manfaatkan untuk menghadirikan layanan kesehatan yang lebih personal dan presisi. Harapannya ini juga bisa digunakan untuk pencegahan stroke,” pungkas Menkes Budi Gunadi Sadikin. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com