JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sesalkan Insiden Santri Tewas, Komisi IV DPRD Sragen Minta Jadi Pelajaran Ponpes. Berharap Orangtua Tidak Takut!

Anggota Fraksi Demokrat Sragen, Mualim Sugiyono saat memberi tauziah di Ponpes Ajisoko pada bulan ramadhan ini. Foto/Wardoto
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Insiden penganiayaan santri di Ponpes Ta’mirul Islam Masaran oleh senior hingga menewaskan santri berusia 15 tahun, Daffa Washif Waluyo, terus menuai keprihatinan.

Komisi IV DPRD Sragen menyayangkan insiden kekerasan di kalangan Ponpes hingga merenggut nyawa santri tersebut.

Sekretaris Komisi IV, Muslim Sugiyono sangat menyayangkan kejadian kekerasan yang menelan korban santri di Ponpes yang berlokasi di Krikilan, Masaran itu.

Menurutnya praktik kekerasan di kalangan lembaga pendidikan apalagi berbasis keagamaan, sudah semestinya tidak terjadi.

Karenanya ia meminta Ponpes lebih tegas dalam mengawasi perilaku senior dan santri-santrinya agar terhindar dari segala bentuk kekerasan.

“Sebetulnya hal-hal seperti itu (kekerasan) tidak akan terjadi apabila di Ponpes tersebut benar-benar tertib pengawasannya. Karena rata-rara tata tertib di Ponpes tidak ada ajaran untuk memberi hukuman secara fisik apalagi sampai berakibat fatal,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (25/11/2022).

Baca Juga :  Puluhan Warga Geruduk Kantor Desa Pilang Masaran Sragen Tolak Pembangunan Tower, Warga: Ini Masalah Kesehatan Kami

Mualim yang juga dikenal dekat dengan dunia ponpes, menguraikan sanksi pelanggaran di Ponpes, biasanya dilakukan lebih mendidik dan tidak sampai hukuman fisik apalagi dilakukan secara ekstrim.

Sepengetahuannya, biasanya jenis sanksi dilihat dari seberapa berat pelanggaran yang dilakukan santri.

“Hukumannya paling digundul baca atau hafalan sambil berdiri dan dikasih nasehat dan peringatan hingga 3 kali. Apabila tidak diindahkan, baru wali murid atau santri akan dipanggil untuk diberi pembinaan, agar mengetahui kesalahan yang diperbuat oleh anaknya. Yang selanjutnya akan diserahkan pada orang tua santri,” urainya.

Baca Juga :  Geger Mobil Baru Langsung Rusak Usai Isi Dexlite di Sragen, SPBU Jetak Minta Maaf dan Pastikan Bukan Abal-abal, Melainkan...

Jika mengacu pada adab yang lazim dilakukan ponpes itu, ia menilai hukuman fisik sampai ekstrim yang terjadi di Ponpes Ta’mirul Islam itu sangatlah tidak benar.

Karenanya, ia mendukung santri pelaku kekerasan apalagi berakibat fatal, diproses secara hukum.

“Kami berharap ini kasus yang terakhir dan tidak terjadi di Ponpes lain. Kami menghimbau pada warga masyarakat untuk tidak takut dengan kejadian di Ponpes Ta’mirul Islam,” terangnya.

Dia berharap insiden itu tak sampai menyurutkan niat orangtua untuk memondokkan anaknya.

“Ini juga menjadi pembelajaran bagi pengelola Ponpes untuk lebih menjaga tabiat para santri. Karena insiden kekerasan itu tentu akan membawa nama kurang baik bagi citra Ponpes itu maupun Ponpes pada umumnya,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com