Beranda Inspirasi Doa Sembuh dari Penyakit Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad SAW

Doa Sembuh dari Penyakit Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad SAW

Doa bersama manajemen dan pegawai RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri terhadap tenaga kesehatan yang gugur berjuang melawan COVID-19. Foto : istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Semua makhluk hidup terutama manusia tentu pernah merasakan sakit. Adapun ikhtiar yang bisa dilakukan meliputi cukup istirahat, minum obat dan memanjakan doa sembuh dari penyakit.

Nah sebagai Muslim sudah barang tentu memanjatkan doa sembuh dari penyakit yang sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Melansir dari ntb.kemenag.go.id, dalam melewati ujian sakit, kita dianjurkan berikhtiar. Meliputi periksa ke dokter untuk mendapatkan obat, beristirahat, dan menjaga pola makan, dan tidak panik.

Namun rupanya itu saja kurang cukup, sebab semua kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. Oleh karenanya sebagai hamba, kita juga harus memanjatkan doa sembuh dari penyakit.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, Rasulullah sendiri memiliki amalan atau doa yang rutin dibaca untuk meminta perlindungan kepada Allah agar keluarganya senantiasa diberi kesehatan.

Doa ini juga dibacakan beliau saat menjenguk orang yang sakit supaya lekas sembuh.

Berikut bacaan doanya :

“Allahumma rabbanasi adzhibil ba’sa wasy fihu. Wa antas Syaafi, laa syifaa-a illa syifaauka, syifaa-an laa yughadiru saqomaa”

“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR Bukhari dan Muslim).

Doa di atas dapat kita amalkan saat kita sendiri yang sakit.

Adapun pada alternatif doa lainnya untuk memohon kesembuhan dikisahkan Abu ‘Abdillah ‘Utsman bin Abil ‘Ashradhiyallahu ‘anhu, dia pernah mengadukan kepada Rasulullah SAW tentang rasa sakit yang ada pada dirinya.

Rasulullah pun menjawab kepadanya

“Letakkanlah tanganmu di atas tempat yang sakit dari tubuhmu, lalu bacalah “Bismillah” sebanyak tiga kali

dilanjutkan membaca sebanyak tujuh kali: A’uudzu bi ‘izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru, Artinya :

“Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya, dari kejelekan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan” (HR. Muslim).

Sedangkan untuk membentengi diri agar dijauhkan dari wabah penyakit dan segala bentuk musibah atau bahaya kita bisa membaca doa

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa la fis samaa’i wahuwas sami’ul alim, Artinya :

“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu itu tidak berbahaya di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Mengetahui.”

Ada juga do’a yang diajarkan dan diamalkan oleh Nabi Ayub AS. Sebagaimana diketahui, Nabi Ayub AS adalah utusan Allah yang memiliki ketabahan luar biasa saat diuji dengan penyakit berat.

Ketika berusia 51 tahun, Nabi Ayub diberi cobaan oleh Allah dengan penyakit kulit. Kulit sang nabi mengeluarkan nanah hingga rambutnya pun rontok. Ini membuat banyak orang menjauhinya.

Meski demikian, beliau selalu sabar dan tidak henti-hentinya meminta kesembuhan kepada Allah SWT. Berikut ini adalah doa yang dipanjatkan Nabi Ayub:

Robbi innii massaniyadh-dhurru wa anta arhamur-roohimiin

“Ya Allah, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan yang maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Atas ketabahannya, penyakit tersebut akhirnya diangkat oleh Allah SWT. Sebagai gantinya, Allah memberikan Nabi Ayub nikmat yang melimpah, seperti yang tertuang dalam surat Al-Anbiya ayat 84 yang berbunyi:

“Kami-pun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah.”

Dzikir dan do’a ini bisa dibaca rutin pada pagi dan petang, serta setiap selesai sholat fardhu.

Oleh karna itu mari kita senantiasa berikhtiar dan berdoa kepada Allah untuk memohonkan kesembuhan dan kesehatan. Inilah sikap terbaik yang harus dimiliki oleh umat Islam yang sedang diuji oleh penyakit apapun. Aris Arianto