JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Kritik Impor Beras, Cak Imin Sindir Soal Data. “Kementerian A bilang Surplus, Lembaga B Bilang Perlu Impor!

Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didampingi Kades Bedoro, Pri Hartono saat hadir dalam rembug tani dengan elemen petani di Desa Bedoro, Sambungmacan, Sragen, Sabtu (10/12/2022). Foto/Wardoyo
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Abdul Muhaimin Iskandar mendorong pemerintah segera membenahi manajemen stok pangan secara menyeluruh.

Pasalnya, pria yang akrab disapa Gus Muhaimin ini menilai manajemen stok pangan menjadi faktor penentu agar ketahanan pangan Indonesia dapat terealisasi.

“Memang untuk manajemen stok pangan saat ini masih belum optimal, beras saja sebagai makanan paling pokok kita masih begitu manajemennya. Apalagi produk lain seperti kedelai, kacang hijau, kacang tanah, daging,” kata Gus Muhaimin di Jakarta, Rabu (28/12/2022).

Baca Juga :  Usai Gugatannya Ditolak MK, OSO hingga Hary Tanoe Merapat di Kediaman Megawati, Bahas Kemungkinan Jadi Oposisi

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyampaikan manajemen stok pangan yang buruk kerap menimbulkan ketidaksinkronan data.

Hal itu ditunjukan dengan adanya perbedaan data kebutuhan importasi pangan antar Kementerian-Lembaga (K/L) sebab mereka punya aturan main masing-masing terkait importasi pangan.

“Yang terjadi selama ini hampir semua Kementerian dan Lembaga punya kebijakan sendiri-sendiri soal pangan, terutama terkait importasi. Kadang Kementerian ‘A’ bilang surplus pangan, Lembaga ‘B’ malah bilang perlu impor,” tutur Cak Imin.

Ia menjelaskan, manajemen stok pangan yang baik akan berimbas pula pada ketahanan pangan nasional.

Baca Juga :  Dibanjiri Karangan Bunga Bernada Dukung Prabowo-Gibran, MK Tak Berani Pajang di Depan Gedung

Dengan begitu ketersediaan pangan yang cukup dan merata serta akses penduduk terhadap pangan yang mudah bisa terealisasi.

Selain itu, ia juga mendorong pemerintah untuk mengubah orientasi ketahanan pangan nasional.

Menurutnya orientasi ketahanan pangan harus bermuara pada dua hal yakni jaminan ketersediaan pangan dan kemudahan akses pangan.

“Artinya kita tahu seberapa banyak stok pangan kita dengan data yang akurat. Kedua, akses masyarakat mendapatkan pangan harus mudah. Jadi meskipun surplus dan nggak perlu impor, tapi aksesnya sulit ya sama saja rakyat akan menjerit,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com