Beranda Daerah Solo Kisah AKBP Priyono,  Siang Jadi Polisi,  Malam  Berganti Jubah Dokter Hewan

Kisah AKBP Priyono,  Siang Jadi Polisi,  Malam  Berganti Jubah Dokter Hewan

AKBP Priyono  Teguh Widyatmoko / Foto: Prihatsari

SOLO, JOGLOSEMARMEWS.COM – Menjalani dua pekerjaan yang tidak saling menunjang bukanlah perkara gampang. Contohnya adalah pekerjaan sebagai Polisi dan profesi sebagi dokter hewan.

Pekerjaan sebagai polisi identik dengan kerja keras, mobilitas yang tinggi dan tak jarang muncul tugas-tugas yang sifatnya insidental, mendadak dan mendesak.

Sementara profesi dokter (hewan) identik dengan sebuah “keteraturan” dengan jadwal kerja yang tertata dengan rapi dan butuh kecermatan mikro tingkat tinggi.

Meskipun tidak gampang, siapa sangka ternyata AKBP Priyono  Teguh Widyatmoko mampu melakoni dua dunia itu dengan nyaman dan  serasi.

Hal itu terlihat benar dari pembawaannya yang low profil dan tetap murah senyum meskipun didera rutinitas  pekerjaan yang bertubi-tubi.

Termasuk ketika bertemu dengan tim Joglosemarnews beberapa hari lalu, Priyono yang hadir belakangan  langsung mengembangkan senyum ramahnya.

Kelihatan benar  ia mampu menjaga keseimbangan antara pekerjaan sebagai polisi, dokter hewan, sekaligus membagi perhatian untuk keluarga dan pergaulan dengan mitra-mitranya termasuk media.

Sudah barang tentu butuh kepiawaian khusus untuk membagi waktu antara tiga dunia itu. Apalagi, di kepolisian ia memegang jabatan penting sebagai Kasubbid Penmas Humas Polda Jateng, sebuah tanggung jawab yang tentu saja  tidak ringan.

Baca Juga :  Pria Asal Lampung Dibekuk Polisi, Sudah Dua Kali Melakukan Curanmor di Solo

“Menjadi dokter hewan adalah passion saya, Mbak. Karena saya seorang pecinta binatang, maka saya memilih profesi ini,” kisah AKBP Priyono kepada Joglosemarnews, Rabu (25/1/2023).

Priyono mengaku menyelesaikan pendidikan dokter hewan terlebih dulu sebelum kemudian mendaftarkan diri untuk menempuh pendidikan kepolisian.

Jika menjadi dokter hewan adalah passionnya, maka menjadi seorang polisi adalah keutamaannya. Itulah prinsip yang dianut pemilik dua klinik hewan di kawasan Salatiga tersebut.

“Saya memilih untuk terus menjalankan dua profesi ini. Jadi pagi sampai sore saya menjalankan tugas sebagai polisi, kemudian sore hingga malam saya mengganti seragam saya dengan jubah dokter hewan,” tuturnya.

Diakui ayah dua anak tersebut, menjalankan dua profesi sekaligus tidak selalu berjalan mulus. Jika harus memilih, pehobi naik gunung tersebut tetap mengutamakan tugas negaranya sebagai polisi.

“Misalnya saat saya dalam kondisi layanan partus (melahirkan) ya, dan di saat yang sama saya dapat panggilan dari kepolisian terkait tugas. Maka saya akan meminta rekan dokter saya untuk melanjutkan apa yang sedang saya lakukan. Karena bagaimanapun tugas negara lebih penting,” imbuhnya.

Di sisi lain, menjalankan dua profesi sekaligus sudah pasti menyita waktu alumnus Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta  tersebut. Lalu bagaimana untuk menjaga hubungan dengan keluarga tetap harmonis?

Baca Juga :  Diprotes Gegara Non Halal, Festival Kuliner Cap Go Meh di Solo Paragon Nekat Jalan

“Saya lebih mengutamakan quality time dengan istri dan anak-anak saya dibandingkan quantity time. Yang kadang protes pasti anak-anak ya, itu wajar. Namun saya tetap berusaha menjaga komunikasi dengan mereka. Sekarang kan teknologi sudah canggih terutama handphone. Dan meskipun saya dan istri memiliki kesibukan masing-masing, kami selalu berusaha menjaga komunikasi tetap lancar dengan anak-anak. Bahkan kami memiliki grup keluarga yang kami gunakan untuk mendiskusikan segala hal,” tegasnya. Prihatsari