Beranda Daerah Sragen Ketakutan Virus LSD Merebak, Peternak Sragen Rela Jual Sapi Murah-Murahan

Ketakutan Virus LSD Merebak, Peternak Sragen Rela Jual Sapi Murah-Murahan

Mbah Tarni, salah satu pemilik sapi di Gading, Tanon, Sragen saat menunjukkan sapinya yang terserang penyakit LSD. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penyebaran virus LSD (Lumpy Skin Disease) yang semakin merebak, membuat para peternak atau petani pemilik sapi di Sragen makin cemas.

Karena ketakutan tertular, bahkan sejumlah peternak rela menjual sapinya dengan harga di bawah standar pasaran.

Mbah Dirjo misalnya. Peternak sapi asal Dukuh Karang RT 01, Desa Gading, Tanon, Sragen mengaku khawatir lantaran penyakit LSD sudah menjangkiti sapi-sapi milik warga di desanya.

Lantaran takut tertular virus, akhirnya ia terpaksa menjual sapi indukan dan anaknya yang masih usia 5 bulan dengan harga murah.

“Wah ini (terpaksa dijual) karena takut Mas. Karena beberapa sapi di sini sudah banyak yang mati. Karena saya takut tertular akhirnya sapi milik saya kami jual dan dari pedagang hanya berani membeli Rp 14 juta indukan besar dan anakan jantan umur 5 bulan,” ujar mbah Dirjo, Senin (6/2/2023).

Padahal harga normalnya, indukan dan anakan jantan itu bisa laku Rp 18-20an juta.

Banyak yang Mati

Sementara, para peternak di desa yang sama juga bingung lantaran wabah LSD semakin mengganas.

Baca Juga :  Polisi dari Satuan Narkoba Polres Sragen Adakan Sosialisasi P4GN di SMP N 1 Sambungmacan Guna Cegah Pengaruh dan Penggunaan Narkotika

Tercatat belasan sapi sudah terkena dan beberapa di antaranya sampai mati. Mbah Tarni (70) warga Dukuh Karang, Gading juga menyampaikan sudah beberapa hari ini sapi miliknya terkena virus LSD.

“Sudah ada satu minggu ini sapi mengalami benjol- benjol seperti ini, awalnya sapi saya ngiler keluar air liurnya dan nggak mau makan,” ujarnya.

Kondisi sapi yang terserang virus LSD dan penuh benjolan di tubuhnya. Foto/Wardoyo

Mbah Tarni menjelaskan, benjolan awal diketahui di sekitar leher dan badan sapi itu diketahui sejak empat hari lalu.

Semula ia mengira benjolan itu akibat gigitan serangga. Dia kemudian meminta mantri hewan untuk mengecek sapinya.

Selain muncul benjolan, virus LSD juga menyebabkan kaki sapinya menjadi agak bengkak. Nafsu makan dan minum sapi itu juga menurun, berimbas pada bobotnya.

“Selain nafsu makan berkurang, sapi juga mengalami penurunan berat badan. Sebenarnya sebelum terjadi benjol- benjol ini sapi saya juga sudah saya disuntik sama pak mantri hewan tapi malah seperti ini,” bebernya.

Baca Juga :  Mantap! PAD Sektor PBB di Sragen Tembus 100 Persen, Ini Kata Bupati Yuni

Bahkan, sejumlah sapi milik warga karang dikabarkan banyak yang mati setelah mengalami gejala serupa.

Menurutnya beberapa sapi yang mati terpaksa dijual dengan harga murah. Seperti yakni milik Paiman Warga Karang RT 01, yang mati pada Senin 16 Januari 2023 malam lalu.

Kemudian milik Mbah Gotrek atau Wagiman, Karang RT 02 dan Mbah Sastro Karang RT 02. Wardoyo