JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sragen Sempat Mencekam, Para Pendekar PSHT Berbagai Wilayah Berkumpul Hendak Merangsek ke Kota

Ilustrasi aparat kepolisian saat bersiaga di wilayah Sragen Kota. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Situasi Sragen sempat dilaporkan mencekam menyusul kasus tewasnya salah satu warga PSHT asal Karanganyar, Kordiyanto (21) di jalan Teguhjajar, Plumbungan, Sragen, Kamis (2/2/2023) dinihari.

Kematian itu sempat memicu kabar simpang siur. Semula beredar kabar korban tewas ditabrak lalu dikeroyok dan dibacok.

Kabar berantai yang disebarkan Topik Mulia Pradana (21) yang membonceng korban itu sempat memicu gejolak di kalangan warga PSHT berbagai daerah, Kamis (2/2/2023) malam.

Malam harinya, para pendekar PSHT dari berbagai wilayah yang sudah termakan informasi Hoaks di grup-grup medsos PSHT itu bahkan bergerak menuju Sragen untuk melakukan aksi.

Pantauan di beberapa titik, puluhan pendekar sudah berkumpul hendak merangsek ke Sragen Kota.

Namun aparat gabungan langsung sigap melakukan penjagaan di perbatasan sehingga massa tak sempat masuk ke Sragen Kota.

Baca Juga :  Berlomba Kebaikan di Bulan Suci Ramadan 1444 H, Paguyuban Sahabat Dangkel Bantu Masyarakat Kurang Mampu di Desa Jambanan Sragen

Emosi warga PSHT baru mereda setelah mendapatkan penjelasan bahwa kasus tersebut murni tabrak lari dan korban Topik sudah mengakui bahwa dirinya terpaksa mengarang cerita dikeroyok dan dibacok karena tak rela adiknya meninggal dunia.

“Saya atas nama saya Topik Mulia Pradana alamat Jengglong, Buntar, warga ranting Mojogedang PSHT Pusat Madiun menyatakan bahwa tidak ada pengeroyokan atau pembacokan yang yang dilakukan dari oknum pihak manapun. Atas ini saya meminta maaf kepada saudara-saudara semua bahwasanya saya ada salah kata dan info yang tidak benar mohon dimaafkan sebesar-besarnya,” ujarnya saat menyampaikan klarifikasi di Mapolres Sragen.

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama menegaskan bahwa kabar pengeroyokan atau pembacokan oleh orang yang keluar dari mobil Avanza penabrak itu adalah hoaks yang disampaikan korban luka, Taufik (Topik).

Baca Juga :  Bazar Ngabuburit Masseh Puasa Ramadan 1444 H di Bedoro, Sragen akan Kembali Dibuka, Menampilkan Puluhan Kuliner Tradisional dan Hiburan Live Music

Kepastian rekayasa cerita itu terkuak dari hasil visum luar oleh dokter terhadap luka-luka yang dialami kedua korban tidak ada yang mengarah pada luka akibat benda tajam.

Kapolres saat memberi keterangan pers. Foto/Wardoyo

Hal itu diperkuat dari olah TKP dengan mengajak korban Taufik ke lokasi. Di mana banyak didapati ketidaksinkronan keterangan dengan kondisi di lapangan.

“Dari informasi visum tidak ada yang mengatak pada luka benda tajam itulah menjadi info penting sebagai bekal kami untuk ditindaklanjuti dengan investigasi lain. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan bukti-bukti yang diperoleh akhirnya tadi Mas Taufik sudah minta maaf atas apa yang sudah dia sebarkan ke grup-grup sedulur PSHT semua bahwa itu tidak benar. Bahwa tidak ada penganiayaan, tidak ada pembacokan, tidak ada orang keluar dari mobil,” urai Kapolres.

Halaman selanjutnya »

Halaman :  1 2 Tampilkan semua
  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com