JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Cara Mencegah TBC Anak Agar Tak Lagi Meroket Tajam Seperti Sekarang

Ilustrasi anak sedang sakit. pexels
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebagaimana diwartakan kasus TBC Wonogiri terutama kasus TBC anak melonjak dalam beberapa tahun terakhir.

Lantas bagaimana cara mencegah TBC agar tidak meroket lagi?.

Kepala Dinkes Wonogiri Setyarini melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri Satyawati Prawirohardjo belum lama ini membeberkan pihak-pihak terkait diminta aktif bekerjasama menekan kasus TBC pada 2030. Caranya dengan menemukan kasus TBC agar sedini mungkin mendapatkan penanganan.

“Kalau kita mau mengeliminasi ‘kan harus kita temukan. Ini artinya semua bergerak untuk menemukan kasus dan melaporkannya,” terang Satyawati Prawirohardjo.

Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan orang tua mencegah TBC pada anak. Diantaranya pemberian ASI ekslusif.

Selain itu, jika ada orang tua di sekitar anak yang bergejala atau terpapar TBC, bisa menjaga jarak dengan anak dan selalu memakai masker di dekat anak.

“Dalam dua bulan pengobatan TBC, usahakan tidak mendekati si anak. Kalau ibunya yang menyusui terpapar, juga harus pakai masker,” tutur Satyawati Prawirohardjo.

Berikutnya, lakukan imunisasi BCG sesuai usia. Kemudian membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah.

Baca Juga :  1 Meninggal Tenggelam di Embung Galmojo Sambiroto Pracimantoro Wonogiri

Pencegahan lainnya adalah terapi pencegahan TBC (TPT). Itu bisa dilakukan oleh orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC. Termasuk golongan yang rentan, seperti anak di bawah usia dua tahun atau lansia.

Langkah (TPT) juga bisa dilakukan oleh orang dengan daya tahan tubuh rendah. Misalnya adalah penderita HIV atau pasien kanker.

Diberitakan sebelumnya jika dirunut dalam beberapa tahun belakangan telah terjadi tren kenaikan kasus tuberkulosis atau kasus TBC Wonogiri

Informasi yang dihimpun dari Dinas Kesehatan atau Dinkes Wonogiri, terjadi kenaikan kasus TBC Wonogiri, baik pada anak maupun orang dewasa.

Berdasarkan data Dinkes Wonogiri, pada 2020 tercatat ada 55 temuan kasus TB pada anak. Selanjutnya pada 2021 tercatat 88 kasus, sedangkan di 2022 sebanyak 488 kasus TBC Wonogiri.

Satyawati Prawirohardjo mengatakan, tercatat 304 kasus TBC Wonogiri.

Dari jumlah itu, sebanyak 158 pasien merupakan anak-anak berusia 0-14 tahun. Menurut dia kasus TBC Wonogiri sebanyak itu yang ditemukan sejak awal 2023 hingga 12 Maret.

“Sampai Maret ini saja ada temuan 158 kasus TB pada anak. Ke depan bisa bertambah. Ini all case baik TB paru, tulang dan kelenjar,” ujar Satyawati Prawirohardjo.

Baca Juga :  Ramadhan di Ponpes Al Barru Bulusulur Wonogiri, Target Khatam Alquran 20 Hari dan Berbagi Kebaikan

Sementara itu, tingkat kesembuhan TBC pada anak di Wonogiri lebih dari 90 persen. Dinkes mencatat pada 2022 tidak ada anak yang meninggal karena TBC.

Namun pada 2023 ada satu anak meninggal, itupun karena si anak juga terpapar HIV.

Satyawati Prawirohardjo membeberkan, anak bisa tertular TBC dari orang dewasa. Karena itu, saat ada satu kasus TBC, maka dilakukan skrining 15-20 kontak erat. Saat ada yang bergejala, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah benar terpapar TBC atau tidak.

Penambahan kasus TBC Wonogiri pada anak tidak hanya terjadi di Kabupaten Wonogiri, tapi juga kabupaten/kota lainnya. Hasil Analisa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kemenkes ada beberapa faktor penyebab.

Di antaranya karena dampak pembatasan aktivitas saat pandemi Corona. Anak terpapar dari orang dewasa, ada kemungkinan, orang dewasa yang membawa kuman TB dan si anak tertular.

Untuk Wonogiri, Satyawati Prawirohardjo menuturkan belum melakukan penelitian secara khusus. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com