JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Sebagian Relawan Bermigrasi ke Prabowo, Pengamat: Jokowi Tegak Lurus ke PDIP

Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi / tribunnews
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Dukungan yang diberikan oleh relawan Jokowi-Gibran kepada Capres Prabowo Subianto saat bertemu dengan Gibran di Solo beberapa hari lalu, ternyata memunculkan efek spekulasi yang liar.

Beberapa pendapat dan analisis pun bermunculan, salah satunya datang dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.

Adi Prayitno menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mungkin akan goyah dari PDI-Perjuangan (PDIP).

Kendatipun saat ini sebagian dari para relawannya memiliki pilihan lain selain sosok yang diusung PDIP, yakni Ganjar Pranowo, pendirian Jokowi tak akan goyah.

“Secara umum saya meyakini bahwa Jokowi itu pastinya nanti akan tegak lurus kepada PDIP, kalau itu tidak dilakukan saya kira PDIP, Adian Napitupulu dan aktivis-aktivis PDIP yang lainnya akan membuat perhitungan politik dengan kader-kader partai yang dianggap tidak lurus, terhadap partai-partai yang dianggap tidak tegak.”

“Termasuk dengan perlakuannya kepada Jokowi, kalau memang Jokowi mendukung Prabowo ya apa boleh buat, Jokowi pun harus mereka (PDIP) lawan,” ujar Adi Prayitno, Minggu (21/5/223).

Dari hasil diskusinya dengan relawan Jokowi, kata Adi, mereka selalu mengatakan bahwa setiap gerak politik yang dilakukan oleh relawan pasti atas sepengetahuan dan koordinasi dengan Jokowi.

 

“Merah kata Jokowi merah kata relawan, putih kata Jokowi putih pula kata relawan.”

“Dalam konteks itu saya meyakini bahwa setiap gerakan politik yang dilakukan oleh relawan itu adalah replika politik dari Jokowi,” ujar Adi.

Pasalnya, menurut Adi, ini terlihat dari cara Jokowi menyambut para relawannya.

“Karena kalau kita melihat secara rata-rata Jokowi itu kelihatan nyaman kelihatan happy bicara tentang Pilpres itu di depan relawannya,” lanjut Adi.

Lantas mengapa Jokowi terkesan membiarkan para relawannya begitu banyak menyebar nama-nama di luar PDIP Ganjar Pranowo?

Baca Juga :  Tak Terkejut Putusan MK, Cak Imin: Bukti Bahwa MK Tak Cukup Kuat untuk Hambat Pelemahan Demokrasi

Menurut Adi, karena saat ini belum jelas siapa saja sosok yang akan berlaga di Pilpres 2024.

“Jadi saat ini, sejumlah relawan merekomendasikan sejumlah nama karena belum ada yang pasti,” kata Adi.

Arah dukungan Jokowi akan terlihat saat nama-nama capres sudah mendaftarkan diri ke KPU.

“Nanti suatu hari, kalau sudah mengerucut pada nama-nama yang sudah mendaftarkan diri ke KPU soal siapa yang mendapatkan tiket pencapressan sebut saja misalnya Ganjar sudah mendapatkan tiket, Prabowo juga mendapatkan tiket pencapresan, PDIP akan bertanya Jokowi sebenarnya sikap politik yang beliau mau seperti apa? karena pasti akan dihitung betul oleh Adian Napitupulu.”

“Kalau memang Jokowi mau ke Prabowo, ya pasti akan dilawan, apapun judulnya Ganjar harga mati,” jelas Adi.

 

Begitupun dengan teman-teman Gerindra pasti berharap kehadiran Jokowi di 2024.

Tapi Adi meyakini, Jokowi akan tetap ke PDIP.

“Kecuali memang Jokowi itu di 2024 ingin head to head dan berhadap-hadapan dengan PDIP,” tegas Adi.

 

Biar Rakyat Tentukan Pilihan

Sementara itu, Analis Politik Sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago justru berharap Jokowi netral dalam menyambut Pemilu 2024.

Meskipun Jokowi merupakan petugas partai PDIP, Jokowi diharapkan tidak ikut cawe-cawe terlalu jauh untuk mempersiapkan sosok penggantinya.

Dikatakan Pangi, bukan Jokowi, tapi rakyatlah yang menentukan nanti siapa yang menjadi pengganti Jokowi.

Menurut Pangi, itu adalah cara untuk merawat demokrasi Indonesia.

“Cara merawat demokrasi adalah dengan cara bagaimana Presiden Jokowi netral, bagaimana Jokowi berpikir keras untuk menyukseskan pemilu 2024, tidak cawe-cawe, tidak grasak-grusukan menyiapkan dan menyukseskan presiden penganti beliau,” kata Pangi yang disampaikan secara tertulis kepada Tribunnews.com, Rabu (17/5/2023).

Baca Juga :  PKB dan NasDem Potensial Merapat ke Prabowo-Gibran, PDIP Pilih Jalur Oposisi, Ini Ini Sinyalnya

Seperti diketahui Jokowi terlihat hadir dalam pengumuman Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden yang diusung PDIP.

Beberapa kode juga pernah disampaikan Jokowi, termasuk soal sosok pria berambut putih yang dirasa cocok untuk menjadi Presiden Indonesia selanjutnya.

Sontak banyak publik yang menduga sosok itu merupakan visualisasi Ganjar Pranowo yang berambut putih.

Berdasarkan data Voxpol Center Research and Consulting pada November 2022, pengaruh dukungan politik Jokowi terhadap kandidat tertentu terbilang rendah.

“Data menunjukkan hanya 25 persen pemilih yang mengaku pilihan politiknya terpengaruh oleh arah dukungan yang diberikan oleh Presiden Jokowi.”

“Sisanya mayoritas publik 65,7 persen tidak terpengaruh capres dukungan Jokowi terhadap keputusan rakyat dalam memilih, sedangkan dan 9,3 persen tidak menjawab.”

“Itu artinya, arah dukungan (endorse) presiden Jokowi tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menggiring pemilih kepada kandidat tertentu,” ujar Pangi.

Justru, lanjut Pangi, publik menangkap Jokowi seolah memaksakan pilihannya masuk dalam kriteria capres-cawapres terbaik.

“Presiden tampaknya ingin memaksakan pesan seolah-olah kriteria capres-atau cawapres pilihan beliau itulah real selera rakyat,” kata Pangi.

Presiden, kata Pangi, tak bisa melakukan hal itu.

“Jangan sampai seolah-olah suara presiden adalah representasi suara rakyat, kedaulatan tetap berada di tangan rakyat bukan kedaulatan berada di tangan Presiden Jokowi.”

“Tetap rakyat yang berdaulat, Presiden Jokowi hanya menjalankan mandat rakyat, jangan sampai presiden sabotase atau intervensi daulat rakyat.”

“Biarkan lah rakyat secara mandiri menentukan nasibnya sendiri di dalam memutuskan preferensi pilihan presiden yang tepat untuk masa depan Indonesia,” harap Pangi.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com