JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

LSI: Prabowo-Ganjar Bakal Memang Telak dengan 64,9 Persen

Presiden Joko Widodo mengajak Menhan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke acara panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, 9 Maret 2023 | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA mengatakan pasangan Prabowo-Ganjar bakal unggul telak dari pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar jika Pilpres 2024 diikuti dua pasangan calon.

Terkait dengan hal itu, Bakal Calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo memberi sinyal terkait kemungkinan potensi berduet pada Pilpres 2024.

Sinyal itu terlihat dari beberapa pernyataan yang dilontarkan keduanya. Salah satunya, Prabowo tak menolak secara terang-terangan soal kans duet dirinya dengan Ganjar di Pilpres 2024. Prabowo hanya menyinggung soal kerukunan.

“Yang kita dambakan adalah selalu persatuan, kerukunan,” kata Prabowo usai acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Prabowo berharap kondisi apa pun yang terjadi, termasuk konstelasi politik, bisa dihadapi dengan rukun dan damai.

“Kita harus sejuk,” kata Menteri Pertahanan itu.

Ia juga mengatakan bahwa hal ini pun berlaku pada siapa saja yang nantinya diberikan mandat kepercayaan oleh rakyat.

“Siapa pun yang diberi mandat oleh rakyat kita hormati,” ucapnya. “Rakyat Indonesia ingin pemimpinnya rukun dan damai.”

Hal senada disampaikan Ganjar. Dia mengaku tidak memiliki jarak dengan Prabowo walaupun berbeda kubu terkait Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan Ganjar usai ditanya awak media mengenai alasannya mengunjungi markas relawan pendukungnya bernama “Rumah Bersama Pelayan Rakyat (RBPR)” di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/9/2023).

Sekadar informasi, lokasi markas relawan Ganjar itu sangat dekat dengan markas relawan Prabowo bernama Rumah Pemenangan 2024 Prabowo Presiden, di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta. Jaraknya hanya berkisar sekitar 50 meter.

Baca Juga :  AHY Kampanyekan Prabowo di Lebak, Banten

“Semua calon yang punya potensi berpasangan dengan saya, sama jaraknya,” kata Ganjar saat ditemui di Graha Pena 98, Menteng, Kamis malam.

Sebelumnya, Ganjar juga telah membuka kemungkinan peluang berduet dengan Prabowo di Pilpres 2024.

“Kalau politik itu, sebelum nanti ditetapkan di KPU semua peluang bisa terjadi,” ujar Ganjar usai menghadiri rapat Tim Pemenangan Nasional di Gedung High End, Kebon Sirih, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).

Prabowo-Ganjar menang telak

Perihal kemungkinan dua poros alias dua pasangan calon di Pilpres 2024 sebelumnya diungkapkan politikus PKB Jazilul Fawaid.

Dia menekankan pandangan soal kemungkinan dua poros itu adalah pendapatnya pribadi. Meski begitu, Jazilul memastikan Anies-Cak Imin tetap siap menghadapi skema apa pun di 2024. Anies-Cak Imin diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Partai NasDem, PKB dan PKS.

“Yang jelas pasangan AMIN mengantisipasi semua kemungkinan. Kemungkinannya kan tinggal dua; 3 poros atau 2 poros. Saya pribadi melihatnya kayaknya tinggal 2 poros. Pribadi ya ini. Bukan keputusan PKB atau apa bukan,” kata dia.

Sementara pendiri LSI, Denny JA mengatakan lembaganya menyusun simulasi jika Pilpres 2024 dilaksanakan satu putaran yang diikuti dua pasangan capres-cawapres. Hasilnya, kata Denny, Prabowo-Ganjar unggul telak dari pasangan Anies-Muhaimin.

“Hasilnya Prabowo dan Ganjar memperoleh dukungan 64,9 persen. Sementara Anies dan Muhaimin mendapat suara 16,6 persen,” kata Denny di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Kemenangan terbesar dalam sejarah

Denny mengatakan jika simulasi tersebut terwujud, kemenangan Prabowo dan Ganjar dengan selisih di atas 40 persen, akan menjadi kemenangan terbesar dalam sejarah Pemilu langsung di Indonesia.

Baca Juga :  Jokowi Pertanyakan Motif Pengakuan Agus Rahardjo, ICW:  Jokowi Tak Menyangka

Dia juga mengatakan SBY pernah menang besar di Pilpres 2004 dan 2009, tapi kemenangannya di bawah 61 persen. Sementara Prabowo yang berpasangan dengan Ganjar, kemenangannya bisa menembus angka 62 persen.

“Bagaimana jika dibalik? Ganjar capresnya, Prabowo cawapresnya. Mereka juga tetap menang, tapi kemenangannya di angka 60 persen, sementara Anies dan Muhaimin memperoleh 20,6 persen,” ujar Denny.

Meski kemenangan tersebut masih terbilang besar tapi selisih kemenangannya di bawah 40 persen, sementara jika Prabowo yang menjadi capres, selisih kemenangannya melampaui 40 persen.

“Namun, mungkinkah Ganjar bersedia mengalah menjadi cawapres saja? Jika kalkulasinya semata-mata rasional, itu mungkin. Kemenangan Prabowo sebagai capres jauh lebih telak ketimbang kemenangan Ganjar sebagai capres,” katanya.

Namun, kata Denny, Pilpres adalah peristiwa politik, tentu kalkulasinya adalah kalkulasi politik, yang pastinya berbeda juga cara menghitungnya.

“PDIP misalnya, pasti merasa sebagai partai yang terbesar. Partai ini tak ikhlas jika calonnya, kadernya, petugas partainya, hanya menjadi cawapres saja. Apalagi Jika PDIP yakin Ganjar akan mengalahkan Prabowo di putaran kedua,” ujarnya.

Menurut Denny, sebelum pendaftaran capres-cawapres ditutup pada 19-25 Oktober 2023, segala hal masih mungkin saja terjadi.

“Ada pameo terkenal di dunia politik: kecuali mengubah lelaki menjadi perempuan dan mengubah perempuan menjadi laki-laki, politik praktis bisa mengubah apa pun. Itu juga termasuk bisa mengubah siapa pun yang akhirnya menjadi capres dan cawapres,” katanya.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com