SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lagi-lagi penjaringan perangkat Desa di Sragen kembali digoyang kabar tak sedap, sejumlah panitia diduga melakukan maladministrasi dan kecurangan terhadap berlangsungnya ujian pengisian perangkat desa.
Kabar maladministrasi penjaringan perangkat Desa tersebut terjadi di Desa Slogo, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Terdapat 3 formasi perangkat desa Slogo dibuka untuk warganya untuk mengikuti ujian menjadi perangkat desa terbaru yang dilaksanakan di Universitas Tidar Magelang. Bahkan hingga beredar isu dimasyarakat, panitia terima sejumlah uang untuk meloloskan salah satu nama.
Tiga formasi yang dibuka dalam penjaraingan kali ini meliputi Kaur Pelayanan, Kaur Kesra, dan Kaur TU Umun. Yang dinilai penuh dengan kejanggalan yakni Kaur Kesra.
Kejanggalan itu disampaikan salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya setelah salah satu sertifikat toefl yang diterbitkan oleh universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) digugurkan.
“Iya benar mas, yang menjadi kejanggalan itu, ketika sertifikat Bahasa Ingris saya yang jelas jelas dikeluarkan oleh lembaga pendidikan UMS digugurkan, dengan alasan sudah konsultasi ke pihak kecamatan dan kabupaten dengan dalih memang tak bisa diterima, kan aneh,” kata salah satu peserta yang tak mau disebutkan namanya, Jumat (10/11/2023).
Pengguguran yang dilakukan pihak panitia penjaringan perangkat desa itu dinilai sangat ambigu ditengah ujian penjaringan seleksi perangkat Desa Slogo.
“Saya sebagai peserta hanya bisa pasrah karena tidak bisa banding ataupun sanggah. Kemudian tes yang pertama, yaitu tes prestasi, bakat, dan pengabdian, saya dapat peringkat 1 dari 6 peserta yang lain dengan point 5, misal sertipikat bahasa ingris diterima point saya 6,” bebernya.
Kejanggalan itu kembali dirasakan pada tes kedua, yakni tes CAT yang di laksanakan di kampus Untidar Magelang, lantaran hasil nilainya dirasa tak wajar.
“Entah kebetulan atau saking pinternya yang tadi peringkat 6, langsung naik le peringkat 1 dan menjadi juara dengan total nilai 47.3 padahal kalau di lihat trackrecord yang bersangkutan hanya lulusan SMA dan tidak mempunyai sertipikat keahlian maupun, sertipikat pengabdian dan prestasi. Itu sangat mengagetkan semua peserta,”
Sementara itu, kepala Desa Slogo Bintoro Adi Saputro saat ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM mengenai proses penjaringan perangkat desa sepenuhnya diserahkan panitia.
“Sesuai aturan dalam penjaringan perangkat desa itu harus membentuk panitia, ya sudah saya ikuti aturan yang berlaku.
Setelah terbentuk panitia, saya tidak mau ikut campur tangan dan sepenuhnya saya serahkan kepada panitia,” ujar Kades Slogo.
Disinggung mengenai adanya praktik permainan uang dalam penjaringan perangkat desa, dirinya mengaku tak mengetahui.
“Sejak awal saya sudah menghimbau dan menyampaikan kepada panitia dan masyarakat. Bahwa dalam proses penjaringan harus transparan, terbuka dan jujur.
Kalaupun setelah pengumuman hasil seleksi kok ada isu permainan uang yang dilakukan oknum panitia dan bisa membuktikan isu tersebut, justru saya dukung,” jelasnya.
Terpisah, panitia penjaringan perangkat Desa Slogo 2023, Tri Tunggal dihubungi JOGLOSEMARNEWS.COM mengatakan akan segera mengumpulkan semua panitia untuk membahas permasalahan tersebut.
“Iya saya ketua panitia, besok aja kita akan kumpulkan semua panitia biar segera clear, intinya masih berembuk lagi dengan semua panitia agar plong semua dan selesai,” ujarnya.
Huri Yanto
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com