WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tidak selamanya petani tembakau Wonogiri menjual hasil panen ke pabrikan alias perusahaan.
Belakangan malah muncul fenomena petani tembakau Wonogiri lebih memilih menjual hasil panen ke tengkulak.
Sejumlah alasan dipakai petani tembakau Wonogiri ketika menjual hasil panen ke tengkulak. Di antaranya standar produk tak setinggi pabrik, bahkan tembakau sortir tetap diminati tengkulak.
Selain itu tidak ada kejelasan dari perusahaan terkait kerjasama dengan petani tembakau Wonogiri.
Kalangan petani tembakau Wonogiri khususnya yang selama ini mengikuti pola kemitraan di wilayah Kecamatan Eromoko Wonogiri mengeluhkan sikap perusahaan inti yang cenderung cuek.
Di awal pelaksanaan program pihak perusahaan inti rutin memberikan bimbingan maupun pendampingan. Namun belakangan ini kemitraan tersebut tidak ada kelanjutannya sehingga petani plasma terpaksa menjual produknya kepada tengkulak.
Kades Tegalharjo Wiarto, mengakui adanya masalah yang dialami petani tembakau program kemitraan di desanya itu. MoU atau kerjasama awalnya bagus dan terencana, tapi kini petani seakan berjalan sendiri-sendiri.
“Terlebih saat paska panen banyak tembakau yang akhirnya lari dijual kepada tengkulak atau pedagang pengepul di luar perusahaan inti,” kata Kades Tegalharjo Wiarto saat ditemui wartawan di kantor desa, baru-baru ini.
Diakui, pihaknya banyak menerima keluhan warga Tegalharjo yang membudidayakan tanaman tembakau pola kemitraan.
Sebetulnya, kata Kades Tegalharjo Wiarto, hasil produksi saat ini bagus karena ditanam saat musim kering atau kemarau. Pemerintah desa juga sudah koordinasi dengan pemerintah kecamatan untuk mengundang pihak inti agar menyelesaikan masalah ini. Sayang usaha itu tidak membuahkan hasil.
“Karena alasan ekonomi sehingga banyak petani tembakau kami yang lari pada tengkulak. Bahkan, standar mutu produksi yang ditetapkan tengkulak lebih simple atau mudah, tidak seperti (standar) perusahaan inti,” ujar Kades Tegalharjo Wiarto.
Kades Tegalharjo Wiarto menjelaskan tembakau sortiran pun juga siap dibeli pedagang pengepul asal Solo dengan harga kisaran Rp 52.000 perkilo (kering).
Data yang ada di Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Kabupaten Wonogiri lahan tembakau di wilayah Kecamatan Eromoko (Desa Baleharjo, Tegalharjo, Minggarharjo, dan Sumberharjo) ada sekitar 1.050 hektare, melibatkan 4.600 petani. Selain ditaman dengan pola kemitraan dengan perusahaan inti, bahan baku rokok ini juga banyak ditanam warga di daerah pasang surut Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Aris Arianto