SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah Desa di wilayah kecamatan Tanon menjadi langganan banjir setiap kali turun hujan, bahkan parahnya lagi banjir selain menggenangi pekarangan rumah juga merendam padi siap panen.
Meski sudah bertahun-tahun menjadi langganan banjir, namun normalisasi saluran dari wilayah Waduk Ketro hingga menuju ke Sungai Bengawan Solo belum dilakukan.
Tiga Desa di Tanon menjadi langganan banjir yakni Desa Jono, Padas dan Kecik.
Pada JOGLOSEMARNEWS.COM Kepala Desa (Kades) Gawan, Sutrisna menyampaikan selama ini ada sejumlah desa yang terdampak. Ketika hujan deras dan waduk Ketro tak mampu menampung air. Luapan air membludak ke areal persawahan. Dia memperkirakan lebih dari 220 hektare yang tergenang.
“Iya benar banjir di area persawahan sangat sering, apalagi ketika hujan dan situasi waduk ketro juga penuh sehingga mengalir ke desa kami ditambah sungai Bengawan meluap, kami desa yang di tengah tengahnya terendam,” kata Sutrisna Rabu (22/5/2024).
Pihaknya merinci di Desa Jono ada sekitar 60 hektar terdampak. Kemudian di Desa Gawan justru lebih besar sekitar 160 hektar. Kemudian sebagian kecil desa Kecik.
“Namun berbeda saluran, kalau Kecik air yang berasal dari Kalikobok,” terangnya.
Dia lantas meminta pemerintah Kabupaten Sragen mengambil tindakan. Diantaranya normalisasi saluran sebelah selatan.
”Sebelah selatan jalan sudah ada saluran, namun perlu dinormalisasi, agar air bisa segera masuk ke Sungai,” bebernya.
Kemudian pemerintah perlu membuat saluran di sisi utara Jalan. Lantas perlu dibuat saluran drainase Gawan-Jono. Selain itu terdapat saluran Karangwaru-jono yang perlu dinormalisasi. Ditambah ada sungai kecil yang melintas di Jono-Padas-Kecik yang juga perlu dinormalisasi.
”Kalau kerugian petani jelas banyak, karena ada 220 hektar lebih, Beberapa waktu lalu dari Gapoktan Jono sudah bersurat, dan kami akan berdiskusi dengan DPU bidang pengairan terkait situasi tersebut,” ujarnya.
Dia menjelaskan desa Gawan termasuk yang paling sering terdampak. Karena lokasinya berada di tepi Bengawan Solo.
Hingga kondisi ini terjadi, pihak pemerintah kabupaten belum pernah melakukan tindakan Normalisasi ke saluran dari waduk Ketro menuju sungai Bengawan.
Huri Yanto