Beranda Umum IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya  4,7%, Sri Mulyani Yakin RI Mampu...

IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya  4,7%, Sri Mulyani Yakin RI Mampu Capai  5%, Ini Alasannya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua dari kiri) bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan I Tahun 2025 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, 24 Januari 2025 | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekalipun Dana Moneter Internasional (IMF) baru saja memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen, namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi Indonesia pada 2025 mampu tumbuh hingga 5 persen.

Optimisme itu disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II Tahun 2025. Ia menegaskan bahwa pemerintah tetap menjaga arah kebijakan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang semakin kompleks.

Pemangkasan proyeksi IMF sebesar 0,4 persen dari prediksi sebelumnya disebabkan oleh dampak perang dagang yang kian memanas, terutama setelah Amerika Serikat menerapkan tarif resiprokal yang memicu gelombang respons dari negara mitra, termasuk langkah retaliasi dari Tiongkok. Kondisi ini memperbesar risiko perlambatan ekonomi global.

Meski begitu, Sri Mulyani menyebut penyesuaian proyeksi pertumbuhan Indonesia tergolong moderat dibandingkan beberapa negara lain di kawasan. Thailand, misalnya, mengalami koreksi sebesar 1,1 persen, sementara Vietnam dan Filipina masing-masing turun 0,9 persen dan 0,6 persen. Meksiko bahkan dipangkas 1,7 persen dari perkiraan awal.

Baca Juga :  Ups, Ternyata Ada 9 Wilayah di Pulau Jawa Bernama Wonosari, Ini Sejarah dan Maknanya

Perbedaan ini, menurut Sri, tak lepas dari karakter struktur ekonomi. Negara-negara dengan ketergantungan tinggi terhadap ekspor dan hubungan dagang langsung dengan AS cenderung lebih terdampak. Sebaliknya, Indonesia memiliki ruang manuver lebih besar dengan mengandalkan kekuatan konsumsi domestik dan stimulus fiskal.

Sri Mulyani menegaskan, pemerintah akan terus memperkuat permintaan dalam negeri guna meredam efek eksternal. Proyek strategis nasional tetap dilanjutkan untuk mendongkrak investasi, sementara sektor manufaktur dinilai masih berada pada zona ekspansi.

Dari sisi perdagangan, kinerja ekspor Indonesia tetap menunjukkan tren positif, terutama dari sektor nonmigas seperti kelapa sawit (CPO), besi dan baja, serta produk mesin dan peralatan elektrik. Di tengah dinamika geopolitik dan kebijakan tarif AS, pemerintah aktif membuka pasar-pasar baru di kawasan ASEAN, BRICS, dan Eropa untuk produk unggulan nasional.

Baca Juga :  Perbedaan Cara Penetapan Idul Adha 2025 Muhammadiyah dan NU, Kapan Sidang Isbat Dilaksanakan?

“Dengan kombinasi antara penguatan dalam negeri dan strategi ekspansi pasar luar negeri, kami optimis pertumbuhan ekonomi tahun depan tetap bisa berada di kisaran 5 persen,” tegas Sri Mulyani.

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.