
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Fatayat NU Wonogiri kian agresif dalam upaya menekan angka stunting di Kabupaten Wonogiri. Lewat program andalan S3B (Sambang Simbok Sambang Bocah), para kader Fatayat NU bergerak aktif mendampingi ibu hamil dan balita di lingkungan sekitar.
Langkah nyata ini terlihat dalam kegiatan Optimalisasi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) Batch 2 yang digelar Minggu, 15 Juni 2025 di Joglo NU Jatisari Dusun Cinderejo Desa Jatisari Jatisrono Wonogiri. Acara ini mengusung tema besar Peran Kader PMBA dalam Percepatan Penurunan Stunting di Wonogiri.
Ketua PC Fatayat NU Wonogiri, Yuni Astuti, menegaskan bahwa program S3B merupakan strategi konkret yang selaras dengan upaya Pemkab Wonogiri dalam menekan angka stunting.
“Minimal satu kader mendampingi satu ibu hamil dan balita. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama mewujudkan Wonogiri Zero Stunting,” tegas Yuni Astuti.
Fokus di 1000 Hari Pertama Kehidupan
Dalam sesi pemaparan materi, Wakil Sekretaris Bidang Sosial Seni Budaya PW Fatayat NU Jawa Tengah, Titik Indriyana, menyoroti pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurutnya, fase ini dimulai sejak pembuahan hingga anak berusia dua tahun, yang menjadi golden period bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.
“Indonesia sendiri masih menghadapi tiga beban malnutrisi: stunting, wasting, kelebihan berat badan, serta kekurangan gizi mikro. Di sinilah peran PMBA sangat penting untuk memperbaiki pola makan dan praktik pemberian makan yang selama ini masih kurang memadai,” sebut Titik Indriyana.
UNICEF bersama pemerintah Indonesia dan Fatayat NU Jawa Tengah telah menggulirkan pelatihan PMBA secara berjenjang sejak 2019 untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan kader di lapangan. Salah satunya melalui kegiatan orientasi layanan konseling PMBA seperti yang digelar Fatayat NU Wonogiri.
Angka Stunting Nasional Turun, Wonogiri Kejar Zero Stunting
Berdasarkan data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2024, prevalensi stunting nasional berhasil turun menjadi 19,8%, menurun 1,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari total 4,8 juta balita stunting pada 2023, kini jumlahnya turun menjadi 4,4 juta balita. Artinya, lebih dari 357.000 balita berhasil keluar dari risiko stunting.
Indonesia kini dinilai on track untuk mencapai target RPJPN 2045, yaitu menekan prevalensi stunting hingga di bawah 5%.
Asupan Nutrisi Wajib Dioptimalkan
Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri melalui Ahli Gizi Dwi Saputro turut menekankan pentingnya asupan nutrisi di masa 1000 hari pertama kehidupan.
“Pada 20 minggu pertama kehamilan, asupan protein hewani sangat krusial untuk pembentukan otot, tulang, dan pertumbuhan maksimal. Di sinilah peran pendampingan kader sangat dibutuhkan,” jelas Dwi Saputro.
Selain protein, kebutuhan kalori, gizi mikro, dan makro juga harus terpenuhi secara optimal agar anak tumbuh sehat dan terhindar dari stunting.
Dengan gerakan masif kader Fatayat NU Wonogiri, sinergi Pemkab Wonogiri, dan dukungan pemerintah pusat, harapan menuju Wonogiri bebas stunting bukan sekadar wacana, tapi benar-benar di depan mata! Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.