YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, melontarkan teguran keras kepada dua kepala dinasnya usai mendengar keluhan soal minimnya toilet umum di kawasan Malioboro. Hal itu terjadi dalam acara peluncuran Tempat Khusus Merokok (TKM) di kawasan tersebut, Rabu (2/7/2025).
Keluhan mencuat ketika Ketua Koperasi Andong DIY, Rohmat Riyanto, mengungkapkan kesulitan kusir andong mencari toilet. Para kusir tidak bisa meninggalkan andong terlalu jauh karena khawatir kudanya kabur.
“Kalau kudanya ditinggal jauh, bisa lari ke mana-mana,” ungkap Rohmat yang memancing gelak tawa sekaligus rasa prihatin para hadirin.
Hasto pun langsung melempar bola panas ke Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Yetti Martanti dan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Wahyu Hendratmoko untuk memaparkan solusi. Namun, jawaban Yetti yang masih berkutat pada rencana komunikasi dan koordinasi justru membuat Hasto naik pitam.
“Itu bahasa pemerintah banget. Kalau di Kulonprogo bilangnya mbelgedes. Koordinasi, komunikasi, itu cuma omon-omon. Harus ada tindakan konkret,” sentil Hasto, disambut riuh tepuk tangan peserta forum.
Jawaban Birokratis Kembali Disemprot
Kepala Dispar Wahyu kemudian menyampaikan ide menggandeng pengusaha besar di Malioboro agar mau membuka akses toilet umum di lokasi usahanya. Namun, Hasto kembali menyayangkan jawaban yang menurutnya hanya bersifat birokratis.
“Itu masih bahasa birokrasi. Kalau kayak gitu, realisasinya lama sekali. Yang dibutuhkan solusi cepat,” kritik Hasto.
Ketegangan sedikit mereda ketika Wahyu mengungkapkan opsi kedua, yakni pengadaan toilet mobile yang bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan kepadatan pengunjung. Wahyu menyebut, pengadaan itu bisa memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan besar.
“Jadi nanti kita tempatkan toilet mobile di titik-titik ramai. Kalau keramaian bergeser, kita geser juga toiletnya,” jelas Wahyu.
Ide tersebut langsung mendapat apresiasi dari Hasto.
“Nah, ini agak waras. Nilainya tujuh setengah. Itu juga terlintas di benak saya. Kalau mau cepat ya pakai toilet mobile sambil kita pikirkan solusi jangka panjang,” ungkap Hasto, yang kali ini terdengar lebih puas.
Kebutuhan Mendesak
Sejauh ini, hanya terdapat dua toilet umum di Malioboro, keduanya berada di sisi timur jalan: satu dekat Gedung DPRD DIY dan satu lagi dekat Tourism Information Center (TIC). Para pelaku wisata berharap setidaknya ada beberapa toilet tambahan, khususnya di sisi barat Malioboro, tempat andong dan becak banyak mangkal.
Ketua Paguyuban Becak Jogja, Parmin, yang dihubungi terpisah, juga menyuarakan hal serupa. Para pembecak sering harus berjalan jauh ke masjid untuk buang hajat.
“Ya kalau bisa toiletnya di barat itu minimal lima titik. Pemerintah pasti bisa bikin itu,” kata Parmin optimistis.
Hasto berjanji akan memprioritaskan penyediaan toilet umum sebagai bagian dari penataan Malioboro ke depan, agar kawasan wisata andalan Jogja ini semakin ramah bagi wisatawan maupun pelaku usaha.
“Yang penting bukan cuma wacana, tapi segera diwujudkan,” pungkasnya. [*]
Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.