Beranda Daerah Sragen Konsumsi Ikan Warga Sragen Jauh di Bawah Standar Nasional. Ternyata Lebih Pilih...

Konsumsi Ikan Warga Sragen Jauh di Bawah Standar Nasional. Ternyata Lebih Pilih Lauk Ini..

Ilustrasi
Ilustrasi

SRAGEN– Fakta mengejutkan disampaikan Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen. Ternyata tingkat konsumsi ikan per kapita warga Kabupaten Sragen sejauh ini masih jauh di bawah standar nasional.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakkan) Sragen, Aris Wardono kepada wartawan Selasa (23/1/2018) mengatakan, tingkat konsumsi ikan warga Sragen tercatat hanya 19 kg perkapita pertahun pada 2017. Padahal standar nasional konsumsi ikan yang ditetapkan sesuai Pola Pangan Harapan (PPH) sebanyak 31,4 kilogram perkapita pertahun.

Bahkan, standar nasional terbaru konsumsi ikan ditetapkan menjadi 43,88 kilogram perkapitaper tahun. Jika dibandingkan dengan standar terbaru ini, maka tingkat konsumsi ikan warga Sragen semakin jauh di bawah standar rata-rata nasional.

“Kesadaran warga mengkonsumsi ikan masih harus ditingkatkan lagi. Perlu pemahaman menyeluruh untuk warga tentang arti pentingnya konsumsi ikan,” paparnya Selasa (23/1/2018).

Aris mengakui, untuk mengejar standar pola pangan harapan khususnya konsumsi di kalangan warga Sragen memang sulit. Kecenderungan masyarakat sejauh ini lebih suka makan daging, baik ayam maupun sapi.

Baca Juga :  Sudaryono Janjikan Hadiah Motor Nmax bagi Kader Peraih Suara Terbanyak dalam Upaya Menangkan Bowo-Suwardi di Pilkada Sragen 2024

“Selama ini warga tahunya makan iwak itu ya makan daging ayam atau sapi. Padahal iwak yang sesungguhnya adalah ikan,” jelasnya.

Aris mengungkapkan, sebenarnya kadar protein yang terkandung di ikan jauh lebih baik dibandingkan dengan konsumsi daging. Begitu pula dengan harga, ikan lebih murah jika dibandingkan dengan daging ayam atau sapi.

“Padahal kalau dibandingkan dari sisi harga, konsumsi ikan lebih murah jika dibandingkan dengan daging,” tandasnya.

Disnakkan sendiri, lanjut Aris, selama ini terus menggenjot kesadaran warga untuk mengingkatkan konsumsi ikan. Kendati anggaran pada APBD terbatas, namun sosialisasi terus dilakukan minimal setahun tiga kali digelar kampanye gemari atau gemar makan ikan.

Kampanye makan ikan itu digalakkan pada anak-anak baik di sekolah maupun dalam kegiatan masyarakat. Bahkan kampanye gemari juga menggandeng komunitas mancing mania, dan juga sosialisasi di Car Free Day (CFD).

Selama ini produksi ikan di Sragen juga diklaim cukup melimpah. Hampir di setiap kecamatan terdapat kelompok petani ikan yang mengelola kolam-kolam ikan baik lele maupun mujaer. Hasil kolam masyarakat sudah mencukupi untuk kebutuhan warga Sragen, bahkan dapat memasok ke Kota Solo.

Baca Juga :  Mantap! PAD Sektor PBB di Sragen Tembus 100 Persen, Ini Kata Bupati Yuni

“Belum lagi hasil ikan di Waduk Kedung Ombo (WKO) yang sudah dikirim ke berbagai kota di Jateng,” tambah Aris. Wardoyo