Beranda Daerah Boyolali Umat Hindu Banyudono, Boyolali Siapkan Ogoh- ogoh Setinggi 4,5 Meter. Telan Dana...

Umat Hindu Banyudono, Boyolali Siapkan Ogoh- ogoh Setinggi 4,5 Meter. Telan Dana Rp 6 Juta

Ogoh-ogoh tengah dipersiapkan untuk menyambut Hari Raya Nyepi di Kecamatan Banyudono, Boyolali / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu Desa Ngaru-aru, Kecamatan Banyudono, Boyolali membuat sebuah Ogoh-ogoh setinggi 4,5 meter. Ogoh-ogoh tersebut dibuat dengan dana Rp 6 juta.

Ogoh-ogoh tersebut akan dikirabkan pada saat Mecaru pada Selasa (2/3/2022) sore yang menjadi rangkaian Hari Raya Nyepi. Usai kirab, ogoh-ogoh akan dimusnahkan dengan cara dibakar di depan Pura Bhuana Suci Saraswati desa setempat.

“Rencanaya, kirab akan mencakup sejumlah kampung. Namun kalau tidak diizinkan tim Satgas Covid-19, ya hanya kirab sekitar pura saja,” kata, Ketua PHDI Desa Ngaru- aru, Heru Kuncoro, Jumat (25/2/2022).

Nantinya, kirab juga diikuti barisan obor. Kemudian di belakangnya, terdapat barisan musik tradisional atau kentongan.

“Kami ambil musik tradisional seperti kentongan. Kalau tidak ya bisa kelompok reog.”

Dibakarnya ogoh- ogoh sebagai simbol pemusnahan butakala. Selain simbol kejahatan, ogoh-ogoh yang dibakar merupakan kekuatan alam yang misterius. Alam yang sebenarnya bersahabat bisa berubah menjadi malapetaka bagi manusia.

Baca Juga :  Rehab Tugu Batas Kota Boyolali Dihentikan, Diduga Cagar Budaya

“Dengan adanya upacara- upacara ini, diharapkan alam kembali damai, harmonis. Dan termasuk Covid-19 bisa segera sirna agar kehidupan kembali damai.”

Dijelaskan, ogoh- ogoh tersebut dibuat sejak Januari lalu oleh para pemuda Hindu. Pembuatan ogoh- ogoh menghabiskan dana Rp 6 juta. Dana diperoleh dari sumbangan Umat Hindu maupun iuran saat kegiatan arisan.

Adapun Nyepi bakal diawali dengan Mendhak Tirta Sabtu (26/2/2022) besok pagi bertempat di Umbul Siti Inggil, Desa Bendan, Kecamatan Banyudono. Namun mengingat masih masa pandemi Covid-19, maka kirab atau arak- arakan ditiadakan.

“Tanpa kirab, nanti langsung upacara di lokasi. Setelah itu Tawur Agung di Prambanan dan sore harinya dilakukan upacara Mecaru.”

Baca Juga :  Kepala Dispermasdes Boyolali Dicopot, Ada Apa?

Ditambahkan, jumlah umat Hindu di Banyudono saat ini berkisar 200 orang. Mereka tersebar di tiga desa yaitu, Ngaru- aru, Jembungan dan Ketaon.

“Namun paling banyak berada di Desa Ngaru- aru, sekitar 130 orang.” Waskita