SRAGEN– Sebagai istri pejabat apalagi yang berkarier, kalangan ibu-ibu dharma wanita barangkali akan banyak disibukkan dengan aktivitas mereka. Tak jarang pula, saking sibuknya sebagian mungkin melupakan penampilan apalagi kebudayaan jawa.
Berangkat dari keprihatinan itu, Dharma Wanita Kabupaten Sragen menggelar lomba unik khusus untuk ibu-ibu Ketua Unsur Pelaksana Dharma Wanita se-Kabupaten Sragen. Yakni Lomba Ngadi Sarira Ngadi Busana yang juga dikenal dengan lomba tata busana dan penampilan.
Ada 60 ibu-ibu Dharma Wanita yang mayoritas istri-istri pejabat teras Sragen yang ikut ambil bagian dalam lomba yang dihelat di Gedung Korpri Sragen, akhir pekan lalu itu. Meski baru pertama kali digelar, ibu-ibu itu terlihat sangat antuasias untuk mengikuti lomba.
Sesi pertama, mereka diminta merias diri dengan peralatan make up yang disediakan panitia. Meski menjadi rutinitas, beberapa ibu-ibu yang terbiasa tampil apa adanya, tampak kikuk ketika dihadapkan banyak macam alat make up.
Namun mereka yang sudah terbiasa dandan, terlihat enjoy dan tak kesulitan memoles wajah dengan aneka rias. Suasana riuh pun begitu terasa di ruangan rias.
Selepas mengenakan busana jawa yang disiapkan masing-masing, mereka satu persatu kemudian diberi kesempatan unjuk kebolehan memeragakan busana dan dandanan jawanya di arena cat walk dadakan.
Begitulah, 60 peserta berlomba memikat dewan juri dengan gaya busana, dandanan dan cara jalan.
“Lomba ini memang baru kali pertama. Selain memeringati HUT Korpri, lomba ini juga bertujuan agar ibu-ibu dharma wanita itu bisa lebih memperhatikan dirinya sendiri. Biar bisa dandan menyesuaikan dengan busananya, utamanya busana jawa, ” ujar Ketua Dharma Wanita Sragen, Ny Damai Tatag Prabawanto kemarin.
Selain nguri-uri budaya jawa, lomba itu juga digelar agar ibu-ibu dharma wanita meninggalkan kebiasaan mengabaikan penampilannya. Menurutnya dengan penampilan yang dipoles sesederhana apapun, setidaknya akan memberi nilai lebih di mata suami.
Dengan begitu, maka perhatian suami akan selalu tertuju pada istri semata dan tidak akan ke mana-mana. Terlebih, pejabat teras biasanya banyak disibukkan dengan agenda dinas di luar kota.
“Walaupun di rumah sesederhana apapun pokoknya poles diri lah biar suami tak jemu memandang. Sudah puas dengan yang di rumah, nggak lirak-lirik lagi kalau di luar. Dan ternyata setelah diadakan lomba, ibu-ibu yang biasanya tampil apa adanya, tadi terlihat cantik-cantik dan manglingi. Apalagi pakai busana jawa, tambah pangling, ” tukasnya.
Para peserta dinilai dari aspek dandanan, jalannya, keserasiannya dan performance di atas panggung. Setelah dilakukan penjurian, Ny Tutik Joko Sugeng, istri dari Kepala DP3AKB dinobatkan sebagai juara pertama disusul Ny Wahyu L Wiyanto, istri dari Kadispendukcatpil di posisi runner up dan istri Camat Gesi, sebagai juara ketiga. Wardoyo