JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Menelusuri Eksotisme Pulau Belitung (Bag 2). Kehangatan Perantau Sragen yang Puluhan Tahun Hijrah, Tapi Tetap  Bangga Jadi Warga Sragen ..

Rombongan Pemkab Sragen yang dipimpin Wabup Dedy Endriyatno saat bersilaturahmi dengan warga Sragen di Belitung. Foto/Wardoyo
   
Rombongan Pemkab Sragen yang dipimpin Wabup Dedy Endriyatno saat bersilaturahmi dengan warga Sragen di Belitung. Foto/Wardoyo

SRAGEN- Meski terbilang kecil di peta Indonesia,  nama Sragen rupanya tak bisa dipandang sebelah mata. Jiwa petualangan dan pekerja keras yang tersemat di benak warga, membuat banyak warga Sragen rela meninggalkan kampung halaman untuk merantau menyebar di seluruh penjuru negeri.

Tak heran,  hampir di setiap sudut di negeri ini,  selalu ada saja warga Sragen yang merantau di sana. Tak terkecuali di Pulau Belitung. Tercatat ada lebih daro 100 warga asli Sragen yang saat ini tinggal maupun merantau di sana.

Ada yang sebatas hanya merantau,  namun ada pula yang sudah berkeluarga dan menetap di sana karena terikat pekerjaan.

Dan hebatnya suasana kehangatan khas Sragen pun tak memudar sekalipun mayoritas sudah tinggal hingga berpuluh tahun di negeri yang pernah dipimpin Bupati Ahok tersebut.

Mereka ada yang tinggal di Kabupaten Belitung namun ada juga di Kabupaten Belitung Timur. Profesi mereka pun beragam mulai dari PNS, petani dan pedagang. Mereka sudah merantau di pulau tersebut sejak 1980an, dan sekarang sudah ada yang memasuki generasi ketiga.

Kebanggaan itu disampaikan oleh Joko Sulistyono, salah satu tokoh Sragen yang ada di Belitung, tatkala mendapat kunjungan dari Pemkab Sragen, yang diimpin Wakil Bupati (Wabup) Dedy Endriyatno, Jumat (14/4/2018) lalu. Wabup Dedy didampingi Asisten Sekretaris Daerah Simon Nugroho Sri Yudanto dan Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah (Setda) Sragen Yuniarti.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

“Meski sudah puluhan tahun ada di Belitung, tapi kami masih sebagai orang Sragen dan bangga sebagai orang Sragen,” kata Joko, didampingi belasan warga Sragen yang ada di Belitung. Joko sendiri kelahiran Dukuh Tegalsari, Kelurahan Sragen Tengah Kecamatan Sragen.

Joko sendiri meninggalkan Bumi Sukowati sejak 1984, karena sebagai penyuluh pertanian yang kemudian mendapat tugas di Pulau Belitung. Menurut dia, sebenarnya warga Sukowati yang ada di Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur lumayan banyak, sebab jumlahnya ada lebih dari 100 keluarga. Hanya saja jumlahnya yang terpencar ke berbagai pelosok.

“Untuk yang berasal dari tenaga penyuluh pertanian saja ada 10 keluarga,” kata Joko yang masih fasih berbicara kromo alus tersebut.

Para perantau dari Sragen itu sebagian besar sudah memegang KTP Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur, meski sebagian kecil masih ada yang KTP Sragen. Selain perantau, ada juga transmigran dari Sragen yang berjumlah sekitar 30 keluarga dan ditempatkan di Kacang Betor.

Menurut dia, setiap pulang ke Sragen selalu melihat perkembangan yang cukup berarti di kampung halaman. Kali terakhir dia mudik pada 2018, pas acara tahun baru. Saat itu dia sempat menyaksikan pidato Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati di acara pergantian tahun di Alun Alun Sasana Langen Putro. “Alhamdulillah setahun sepindah kulo saget wangsul Sragen, tuwi sedherek-sedherek,” katanya dalam bahasa Jawa.

Meski jumlahnya cukup banyak, tapi memang belum ada paguyuban resmi untuk mereka. Dia kagum dengan pembangunan di Sragen, apalagi saat ini juga sudah dibangun jalan tol Solo-Kertosono (Soker).

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Setelah pertemuan dengan Wabup Dedy Endriyatno ini bisa memberikan inspirasi kepada mereka untuk segera embentuk paguyuban warga Sragen di pulau yang terkenal karena novel dan film Laskar Pelangi tersebut. Apalagi sebagian warga Sragen di Belitung juga sudah menjadi anggota Kumpulan Wong Sragen (KWS) yang sangat eksis di facebook dan sudah memiliki anggota hingga ratusan ribu orang.

Hal senada juga dikemukakan Jarot Utomo, yang asli Desa Jatisumo Kecamatan Sambungmacan. Di Belitung, Jarot bekerja sebagai wiraswasta dan kali terakhir pulang ke Sragen empat tahun lalu.

“Saya tetap orang Sragen meski sudah lama di Belitung, karena masih banyak saudara di Sragen. Meski KTP sudah Belitung,” kata Jarot. Kakaknya juga bekerja di salah satu perusahaan di Belitung.

Sementara itu Wabup Dedy mengaku bangga dengan para perantau dari Sragen, sebab keberadaannya ada di seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Dia juga berharap agar dibentuk paguyuban keluarga Sragen di Belitung, untuk terus menjalin persaudaraan dan silaturahim.

Tidak lupa Dedy juga menyampaikan pesan dari Bupati Yuni, agar seluruh warga Sragen senantiasa guyup rukun dan ingat dengan Bumi Sukowati, kampung halaman mereka.

“Saat ini pemkab juga terus membangun agar Sragen semakin maju dan sejahtera,” katanya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com