JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Duka di Balik Kebakaran Hebat di Mondokan Sragen. 10 Penebang Tebu Lolos Dari Maut, Bu Guru TK Syok Berat dan Tak Henti Menangis

Kades Sumberejo, Sentot Nugroho saat mengecek lahan tebu di tanah bengkoknya yang ludes jadi abu, Rabu (1/8/2018). Foto/Wardoyo
   
Kades Sumberejo, Sentot Nugroho saat mengecek lahan tebu di tanah bengkoknya yang ludes jadi abu, Rabu (1/8/2018). Foto/Wardoyo

SRAGEN- Kebakaran hebat yang melanda lahan tebu di Dukuh Ngroto, Sumberejo, Mondokan, Rabu (1/8/2018) siang menyisakan cerita suka dan duka. Kebakaran yang melahap lima hektare tebu siap panen milik Kades Sentot Nugroho dan Kadus Supardi itu, menyisakan cerita suka lantaran sempat ada 10 pekerja buruh tebang tebu yang terjebak di dalam lahan tebu yang terbakar.

Mereka berhasil lolos dari maut setelah menyelamatkan diri saat api berusaha mendekati permukiman warga. Kades Sumberejo, Sentot Nugroho menuturkan 10 buruh tebang itu sejak pagi bekerja untuk memanen tebu di lahannya.

Saat kebakaran terjadi, mereka berada di dalam lahan tebu.

“Mereka curiga setelah dengar suara seperti letusan dan krotok-krotok. Ternyata api sudah membakar tebu dari sisi selatan dekat dengan sekolah TK. Buruh tebang itu langsung lapor. Mereka sempat lari dan berusaha memadamkan api namun tidak berhasil karena api terlanjur membesar, ” tutur Sentot,  Rabu (1/8/2018).

Baca Juga :  ASN Sragen Mendapatkan Layanan Penukaran Uang Baru dari Bank Indonesia Solo

Ia memastikan 10 buruh tebang itu dalam kondisi selamat. Mereka bahkan bisa melanjutkan aktivitasnya memanen tebu yang masih tersisa usai api bisa dipadamkan.

Namun kebakaran itu menyisakan kisah mengharukan. Adalah Bu Tumiyem (59) bu guru TK yang membakar sampah dan kemudian memicu terjadinya kebakaran. Bahkan sejak api membakar tebu  pukul 10.30 WIB hingga api bisa dipadamkan pukul 12.00 WIB,  bu guru yang sebentar lagi akan pensiun itu tak henti menangis dan masih syok.

“Mungkin merasa bersalah dan nggak nyangka api sampah bisa memicu kebakaran besar. Tapi tadi sudah kami tenangkan, saya juga enggak apa-apa. Namanya musibah kan enggak ada disengaja. Tapi Bu Tum masih nangis terus dan ndrodog,” tutur Sentot.

Baca Juga :  Sejarah Lahirnya Persaudaraan Setia Hati Terate & Kisah Inspiratif Ki Hadjar Oetomo

Insiden kebakaran itu sempat memicu kepanikan puluhan warga Dukuh Ngroto yang hanya bersebelahan dengan lahan tebu yang terbakar. Warga panik dan histeris lantaran kobaran api sangat dekat dengan rumah warga dan hembusan angin cukup kencang.

“Beruntung api enggak sampai merembet ke permukiman. Kalau kerugian total Sekitar Rp 50 juta. Karena tebu saya sudah siap panen dan malah sedang akan dipanen,” pungkas Kades termuda di Sragen itu.

Kapolres Sragen,  AKBP Arif Budiman membenarkan kejadian itu. Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran itu. Namun kerugian materiil ada lima hektare tebu ludes dengan nilai ditaksir mencapai Rp 50 juta.

“Imbauan kami waspada dan hati-hati jika membakar sampah atau membuat perapian. Karena cuaca panas dan kondisi angin seperti ini sangat rentan memicu kebakaran, ” tandasnya. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com