JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Terkait Pidato Tampang Boyolali, Prabowo Minta Maaf

ilustrasi/tempo.co
   
Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Dahnil Anzar Simamjuntak, calon presiden Prabowo Subianto, dan calon wakil presiden Sandiaga Uno mengenakan rompi jins kostum baru mereka di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Oktober 2018. tempo.co/Istimewa

JAKARTA – Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto meminta maaf atas seloroh tampang Boyolali yang terlontar dalam pidato kampanyenya di Boyolali, Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Permohonan maaf ini disampaikan lewat sebuah buah video yang dikirim oleh koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasinonal, Dahnil Anzar Simanjuntak, kepada Tempo pada Rabu pagi, (9/11/2018).

Dalam video tersebut, Prabowo menyampaikan permintaan maafnya di bagian akhir tayangan. “Maksud saya tidak negatif. Tapi kalau tersinggung, ya saya minta maaf. Maksud saya tidak seperti itu,” ujar Prabowo. Sebelum ungkapan maaf itu terucap, Prabowo menyatakan alasannya telah melontarkan candaan yang membuat publik bereaksi.

Baca Juga :  Tak Terkejut Putusan MK, Cak Imin: Bukti Bahwa MK Tak Cukup Kuat untuk Hambat Pelemahan Demokrasi

Pada menit awal video tersebut, Dahnil, yang berada di samping Prabowo membuka perbincangan dengan mengajukan pertanyaan. “Lagi ramai nih, Pak. Katanya Pak Prabowo dituduh menghina tampang Boyolali,” ujar Dahnil membuka perbincangan itu. Pertanyaan Dahnil itu diakhiri dengan permintaan tanggapan.

Prabowo pun seketika menjawab bahwa reaksi massa terhadap ujarannya sesungguhnya berlebihan. Sebab, ia mengklaim cara bicaranya tersebut familiar di kalangan kelompok yang sudah akrab satu sama lain. Ia mengatakan pernyataan itu adalah bahasa pertemanan.

Baca Juga :  Wilayah Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5.1, Ini Penjelasan BMKG

Bila ditilik situasi lapangannya kala kampanye di Boyolali waktu itu, mantan Danjen Kopassus tersebut mengatakan audiens kampanyenya adalah kader dari partai-partai koalisi. Jumlahnya sekitar 400-500 orang. Dengan ujaran tampang Boyolali, Prabowo mengira hal itu akan mengakrabkan mereka.

Ia menambahkan, istilah tampang Boyolali itu bermakna sebuah penyederhanaan persoalan ekonomi. Prabowo mengaku ingin menggambarkan masalah kesenjangan, ketimpangan, dan ketidakadilan. Ia pun tak menyangka bila ujarannya menimbulkan reaksi.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com