JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Kapolda Jateng Ingatkan Intoleransi dan Terorisme Jadi Ancaman di Jawa Tengah

Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono dan jajaran. Foto/Humas Polda
   
Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono dan jajaran. Foto/Humas Polda

SEMARANG- Generasi muda ditekankan untuk bisa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap eksis. Salah satunya dengan menumbuhkan dan menjaga sikap toleransi di antara berbagai keberagaman yang ada.

Hal itu disampaikan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono, saat menerima enam siswa-siswi SMA Taruna Nusantara, masing-masing; Evan Rizky Wirawan, Tan Maria Putri Aryani, Eleonora Elna Inamorata, Benedicta Chrestella Haryono, Mohammad Fathan Islamika dan Natasya Mustikarani Zahro, pada Rabu (19/12/2018). Kapolda Jateng menerima mereka di ruang kerjanya, suasana wawancara berlangsung hangat dan akrab.

“Indonesia itu punya 714 suku, ada berbagai bahasa, budaya, agama, dengan wilayah yang luas. Keberagaman harus dirawat. Kalau persatuan dan kesatuan tidak dijaga, Indonesia bisa terpecah belah. Anak generasi muda itu harus jaga keberagaman,” kata Irjen Pol Condro Kirono.

Kapolda menekankan pentingnya menjaga keberagaman karena dewasa ini kerap terjadi konflik-konflik horizontal yang salah satu sebabnya yaitu tidak menghormati perbedaan. Tantangan ini juga ada di Jawa Tengah.

Baca Juga :  Lakukan Balapan Liar di Ungaran, Puluhan Pemuda Dihukum Menuntun Motor Mereka ke Polres Semarang

“Tantangan jadi Kapolda Jateng itu menciptakan wilayah yang kondusif.  Ancaman di Jawa Tengah salah satunya masalah terorisme, juga intoleransi juga bisa timbulkan konflik baik interagama maupun antaragama,” kata Kapolda.

Jenderal Polisi 2 bintang itu mengatakan di wilayah yang dipimpinnya yakni di Jawa Tengah memang masih ada kelompok – kelompok intoleran dengan jumlah cukup tinggi. Ini bisa jadi inkubasi terorisme. Misalnya jika lambat laun terus terpapar paham-paham radikal.

“Kalau radikal pada kepercayaan dia silakan, tapi jangan sampai ekstrim memaksakan ke orang lain. kalau nggak ngikuti dibom dan sebagainya, itu nggak boleh. Di Jateng dinamikanya seperti itu,” lanjutnya.

Tantangan ini, sebut Irjen Pol Condro Kirono, harus cermat dilihat polisi, terutama dirinya sebagai Kapolda Jateng. Jika sudah mulai terjadi gesekan-gesekan di lapangan, pihaknya harus bisa melakukan mediasi. Memang tidak serta merta selesai, tapi perlu proses. Dia menambahkan polisi juga penting untuk melihat budaya di masing-masing wilayah. Agar nantinya bisa menemukan langkah atau solusi tepat atas persoalan yang terjadi di masyarakat.

Baca Juga :  Dampak Banjir Kudus, 141 Warga Masih Tinggal di Posko Pengungsian Sepekan Ini

“Pendekatan di Papua, Jawa, Kalimantan itu berbeda-beda. Nah problem-problem (yang terjadi di masyarakat) itu bisa diatasi kalau kita sering silaturahmi, tahu budaya mereka di masing-masing wilayah,” sambungnya.

Selain itu, penegakan hukum juga harus dilakukan dengan benar dan adil. Pelanggaran hukum harus ditindak namun sesuai dengan jenis kasusnya. Condro mengatakan jika ada kasus yang kecil, seperti pencurian sandal atau ada kasus yang pelakunya sudah tua, itu bisa diselesaikan di tingkat masyarakat tidak perlu sampai ke pengadilan. Hal itu bisa dilakukan tetapi tentu saja penyelesaian seperti ini harus dikomunikasikan dengan pihak pelapor agar tidak protes.

Irjen Pol Condro Kirono berpesan agar generasi muda terus menjaga persatuan dan kesatuan dengan cara menghormati adanya perbedaan. Selain itu, generasi muda, kata Kapolda, juga harus punya kemauan keras untuk belajar dan meraih cita-cita. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com