Beranda Daerah Sragen Sumberlawang Geger, Satu Bocah di Hadiluwih Meninggal Karena Sepsis. Sempat Heboh Dikabarkan...

Sumberlawang Geger, Satu Bocah di Hadiluwih Meninggal Karena Sepsis. Sempat Heboh Dikabarkan Terkena DB

Ilustrasi
Ilustrasi bocah meninggal

SRAGEN- Warga di Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Sragen dilaporkan meninggal mendadak dengan gejala demam tinggi. Sempat beredar kabar bocah yang duduk di kelas IV SD itu meninggal akibat serangan demam berdarah.

Namun hasil pengecekan dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), bocah malang itu dipastikan meninggal karena sepsis.

“Laporan yang kami terima dari warga, DB memang melanda Hadiluwih. Di Dukuh Kedungdowo dan Brontok, Desa Jati. Bahkan sampai merenggut nyawa salah seorang anak kelas IV SD Mas, ujar Wakil Ketua DPRD Sragen asal Tanon, Hariyanto, Kamis (27/12/2018).

Menurutnya, keterangan dari warga, bocah malang itu memang meninggal dengan sebelumnya didahului panas tinggi. Warga menduga kematian bocah itu akibat DB lantaran dalam waktu bersamaan ada kasus demam yang diyakini juga DB di beberapa warga lain.

Hariyanto berharap DKK segera turun tangan melakukan pencegahan agar kasus serupa tak terus meluas dan merenggut banyak korban.

Baca Juga :  Semakin Parah, KPU Sragen Gelar Rapat PPS di Hotel Berbintang, Tokoh Sragen Murka: Pemborosan dan Akal-akalan Anggaran

“Kalau memang positif DB, kami berharap segera ada fogging. Karena laporan warga, sampai sekarang belum ada fogging. Padahal kondisinya sudah darurat dan warga resah,” urainya.

Terpisah, Kepala DKK Sragen, Hargiyanto melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Agus Sudarmanto menyampaikan pihaknya sudah mengecek ke Kepala Puskesmas Sumberlawang.

Hasilnya, bocah di Hadiluwih, Sumberlawang itu meninggal akibat sepsis, bukan karena DB. Bocah tersebut meninggal di RSUD Gemolong.

“Tadi langsung kami klarifikasi ke Kepala Puskemas untuk dilakukan pelacakan. Hasilnya tidak ada kasus DB dan anak di Hadiluwih itu meninggal karena sepsis,” papar Agus.

Agus menguraikan meski sama-sama ada gejala demam tinggi, sepsis dan DB sangat berbeda. Ia menjelaskan DB adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus, sedangkan sepsis disebabkan infeksi bakteri.

Sepsis, lanjutnya, adalah kasus klinis yang bisa menyerang individu atau personal yang kondisi daya tahan tubuhnya lemah atau kekurangan gizi. Biasanya sepsis memang terjadi pada anak-anak yang kekurangan gizi, gangguan kekebalan tubuh dan daya tahan tubuhnya lemah.

Baca Juga :  Optimalkan Swasembada Pangan, Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi Bersama Bhayangkari Kelola Lahan P2L

“Jadi sepsis itu lebih karena faktor kondisi pasien. Itu kasus klinis dan bukan penyakit masyarakat yang bisa menular atau menjadi wabah. Sehingga memang tidak ada intervensi penanganan khusus ke masyarakat,” tandasnya. Wardoyo