TUBAN – Musim ulat kepompong atau yang disebut enthung, dimanfaatkan warga Tuban untuk memburu hewan tersebut. Selain kandungan proteinnya tinggi, enthung jati juga laku dijual dan harganya cukup mahal.
Seperti yang terlihat di kawasan hutan jati, turut Desa Ngino, Kecamatan Semanding, Senin (10/12/2018).
Selain untuk dimasak sendiri, ternyata warga juga memanfaatkan hasil buruan enthung untuk dijual. Harganya pun terbilang tak murah.
Warga Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Sumerep mengatakan, hasil buruan enthung ini lebih utama akan dikonsumsi sendiri.
Namun, jika ada yang membeli enthung tersebut tentu akan dijual, untuk menambah nilai ekonomi.
Harganya bahkan lebih mahal daripada harga daging ayam per kilogram.
“Biasanya ada yang beli di jalan, harganya Rp 60 ribu per kilogram,” Ujarnya.
Pria yang mencari enthung bersama anaknya ini menambahkan, dari hasil enthung yang diburu, ia mendapat setengah kilogram per hari.
Bahkan ditambahkannya, tak sedikit warga yang mendapat enthung dalam jumlah banyak kemudian menjualnya, karena banyak juga peminatnya.
“Sudah banyak warga yang jual, ini kalau ada yang beli saya jual, biasanya nanti di jalan ada yang beli,” Terangnya.
Warga lain, Sampurno mengatakan, rencananya hasil buruan enthung ini akan dimasak, tapi jika nanti ada yang menawar dengan harga yang sesuai maka akan dijual.
Harga enthung yang diketahuinya saat ini yaitu Rp 60 ribu per kilogramnya, bisa diecer juga sesuai yang dibutuhkan pembeli.
“Jika ada yang beli maka saya jual, kalau tidak maka dibuat lauk makan, tapi memang banyak peminatnya,” Beber pria bertubuh kekar itu.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com