

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah perjuangan dan pengabdian Kompol Aditya Mulya Ramdhani (35) kembali menyeruak. Di tengah perjuangannya bertahan untuk pulih,ternyata anak-anak dan istri masih setia menyemangati dan mendoakan.
“Papi, ayo cepat sembuh, kita berenang lagi,” Begitulah ketiga anaknya; Junot (10), Calista (9) dan Bianca (8) kerap menyemangati ayahnya yang kini hanya terbaring di salah satu kamar rumah mereka. Lokasinya di Perumahan Taman Sari Hills, Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, di Blok D05/11.
Papanya adalah Kompol Aditia Mulya Ramdhani (35), eks Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Wonogiri yang menjadi korban pengeroyokan ketika pecah bentrok dua perguruan silat di Wonogiri, Mei 2019 lalu.
“Cita-cita saya jadi seperti Papa (jadi polisi),” kata Bianca ketika ditemui di rumahnya tadi seperti dilansir Tribratanews Polda Jateng, Jumat (18/10/2019).
Cerita tentang anak-anak yang terus menyemangati itu disampaikan Dewi Setyawati (39), istri dari Aditia. Tiga anak itu adalah buah hati mereka.
Dewi bercerita, pasca suaminya pulang dari perawatan di Singapura pada 17 September itu, ada sejumlah perkembangan bagus. Salah satunya; sudah bisa merespons walaupun cuma gerakan tangan ringan, senyum ataupun respons mata.
Salah satu responsnya ketika anak-anak menyemangati hal itu.
“Biasanya kalau mereka selesai belajar, pada tiduran di samping Papinya. Kalau mau berangkat sekolah juga pamitan ‘Pi, berangkat sekolah dulu’, pulang sekolah juga,” sambung Dewi.
Aditia merespons, salah satunya lewat mata atau gerakan tangan itu.
Dewi menyebut, ketika awal-awal kejadian, tidak menceritakan anaknya. Tetapi, informasi itu akhirnya didapat ketika anak-anak membuka YouTube, ada berita tentang kejadian yang menimpa ayahnya.
Akhirnya, walau berat hati, Dewi menceritakan perlahan apa yang menimpa ayah mereka.
“Alhamdulillah mereka bisa menerima, bahkan terus menyemangati,” lanjutnya.
Hal itu juga yang menjadi penguat hati Dewi untuk terus bersabar dan telaten merawat suaminya. Dia meyakini itu adalah ibadah, termasuk ketika suaminya sedang bekerja juga adalah ibadah. Jadi Dewi punya keyakinan apa yang menimpa suaminya adalah ketika sang suami sedang beribadah.
Setiap pukul 05.00 WIB, Dewi memandikan suaminya kemudian membawa keluar agar terkena sinar matahari. Tetapi tetap dalam pengawasannya, sebab saat ini belum bisa menghirup udara bebas, masih menggunakan alat bantu pernafasan.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com