JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Dari Biawak Hingga Ular Piton Banyak Bermunculan di Sungai Garuda Sragen. Warga Sempat Pergoki Ada Sarang Piton Besar di Papringan dan Anaknya Berjatuhan

Relawan BPBD Sragen dan warga saat bekerjabakti membersihkan sampah yang menumpuk di Sungai Garuda Sragen. Foto/Wardoyo
   
Relawan BPBD Sragen dan warga saat bekerjabakti membersihkan sampah yang menumpuk di Sungai Garuda Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Memasuki musim penghujan, warga di kawasan bantaran Sungai Garuda Sragen dikejutkan dengan kemunculan satwa-satwa liar berukuran besar.

Satwa yang bermunculan itu di antaranya biawak liar dan ular piton. Namun yang paling meresahkan adalah kemunculan ular piton di beberapa titik di sepanjang bantaran sungai yang membelah jantung kota Sragen itu.

Salah satu warga di tepi bantaran Sungau Garuda wilayah Mageru Tengah, Neti (50) menuturkan beberapa waktu terakhir memang banyak muncul ular piton di kawasan Sungai Garuda.

“Di Mageru Kidul beberapa hari lalu ada empat ekor piton anakan yang jatuh dari papringan (rumpun bambu) saat papringannya digergaji. Lalu induknya muncul besar sekali. Sebesar paha orang dewasa. Anakan ularnya itu jatuh dan turun ke bawah,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (19/2/2020).

Neti menceritakan indukan piton itu berukuran hampir 4 meter. Tak lama setelah itu, warga memergoki sebuah papringan yang diduga jadi sarang piton.

Menurutnya, banyaknya papringan atau rumpun bambu di tepi Sungai Garuda, memang dimungkinkan menjadi sarang perindukan ular-ular.

Tak hanya piton, warga di Mageru juga dikejutkan dengan kemunculan biawak besar masuk ke rumah warga.

Baca Juga :  Hujan Deras 4 Jam Sore Tadi, Rumah Warga Desa Jati, Sumberlawang dan Tanon Sragen Terendam Banjir

“Biawaknya itu ketahuan pas masuk ke rumah Bu Lastri di Mageru Tengah yang juga dekat Sungai Garuda. Ketahuan pas mau makan telur-telur ayam. Kadang juga banyak ayam yang hilang. Entah biawak atau piton yang mangsa, yang jelas memang sering ayam-ayam warga hilang,” urainya.

Kemunculan ular-ular piton juga diungkapkan Joko, warga Plumbungan, Karangmalang.

Sepengetahuannya, di bantaran Sungai Garuda wilayah Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, pernah ditemukan sekitar lima ular piton di dekat bantaran.

Bahkan tiga hari lalu, warga kembali menangkap seekor ular piton berukuran hampir 4 meter di dekat papringan.

“Memang banyak papringan dan kemungkinan itu jadi sarang piton,” tukasnya.

Senada, Arif Purwono (28) warga di Ngledok, Sragen Kota juga mengungkap di sepanjang aliran Sungai Garuda antara Jembatan Pecing sampai Jembatan Ledok tertangkap tujuh ular piton dengan ukuran bervariasi.

Arif mengungkapkan ukuran piton terbesar yang ditemukan sepanjang lebih dari 3 meter. Ia menerangkan, penemuan ular di Sungai Garuda merupakan hal lumrah.

Sungai Garuda memang banyak pitonnya. Baru dua pekan terakhir ada ular piton sepanjang 3 meter di bawah Jembatan Ngledok. Ular itu sempat ditangkap lima orang dengan cara ditarik ekornya, tetapi tidak berhasil. Ular lolos dan masuk lubang. Sampai sekarang belum ketangkap,” tuturnya.

Baca Juga :  Pra Popda Karisidenan Surakarta Digelar di Sragen, Sembilan Cabang Olahraga Dipertandingkan

Terpisah, menanggapi fenomena kemunculan ular piton di Sungai Garuda itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Sragen, Sugeng Priyono mengaku selama ini, belum pernah ada laporan soal ular piton di kawasan Sungai Garuda.

Ia juga mengaku selama ini belum ada relawan-relawan BPBD yang mengevakuasi ular piton di Sungai Garuda.

“Selama ini belum ada laporan relawan kami yang mengevakuasi piton di Sungai Garuda. Justru kami selama ini lebih banyak mengevakuasi sampah-sampah di Sungai Garuda. Kalau evakuasi ular itu ada yang menangani sendiri,” tuturnya.

Terpisah, Koordinator Rescue SAR Poldes Masaran yang sering mengevakuasi ular, Alfian Rendi Prasetya mengaku selama ini juga belum pernah mendapat laporan adanya ular piton atau mengevakuasi piton di Sungai Garuda.

Soal dugaan kawasan Garuda sebagai sarang piton, Rendi sedikit menyanggah. Menurutnya ular piton tidak pernah membuat sarang di sungai. Akan tetapi biasanya membuat sarang di lubang pohon besar yang lapuk atau di rerumpunan bambu.

“Karena piton itu tidak bisa membuat sarang. Biasanya habitatnya di rumpun bambu dan sarangnya di lokasi yang rengget-rengget,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com