JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Lampaui Italia, Korban Tewas Akibat Corona di AS Capai 20.000 Orang

Ilustrasi virus corona atau Covid-19 / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jumlah korban meninggal akibat virus corona atau Covid-19 di Amerika Serikat (AS) mencapai lebih dari 20.000 orang.
Data yang dipublikasikan oleh Universitas Johns Hopkins menyebut, angka kematian pasien COVID-19 di Amerika, Sabtu (11/4/2020), naik menjadi total 20.389 orang, atau melampaui Italia yang tercatat 19.468 orang.

Menurut data Universitas Johns Hopkins setidaknya pada Jumat (10/4/2020) ada 2.074 pasien virus corona yang meninggal di penjuru Amerika.

Jumlah itu kenaikan terbesar sejak virus corona mewabah. Di Amerika Serikat, setidaknya ada 524.903 kasus virus corona.

Warga berjemur di Central Park di tengah wabah virus Corona di New York, AS, 6 April 2020. REUTERS/Eduardo Munoz

Dari total 2.074 kematian yang terjadi pada hari Jumat itu, kematian tertingggi dialami negara bagian New York sebesar 783 orang. Dengan begitu, total kematian karena virus corona di New York saja sebesar 8.627 orang.

Gubernur New York Andrew Cuomo pada Sabtu (12/4/2020) mengatakan, jumlah angka kematian itu sedikit turun dibanding pada Rabu (8/4/2020), yang mencapai angka 799 orang meninggal karena virus corona.
Sedangkan pada Kamis (9/4/2020) yang meninggal karena COVID-19 di New York sebanyak 777 orang.

“Anda bisa melihat angka ini (kematian) sedikit stabil, namun ini tetap saja menyedihkan karena sebuah kehilangan yang sangat besar dan menyakitkan,” kata Cuomo.

Menurut Chris Murray, Direktur Institut Kesehatan Metrik dan Evaluasi dari Universitas Washington, Amerika Serikat tampaknya mengalami puncak kematian akibat virus corona hampir setiap hari. Murray menciptakan sebuah model yang digunakan Gedung Putih untuk mengukur puncak virus corona.

“Kami menggunakan model yang pada dasarnya hampir setiap malam digunakan. Setiap negara bagian memperlihatkan hasil yang berbeda, namun secara nasional kita tampaknya semakin dekat dengan puncak (penyebaran virus corona),” kata Murray.

Model pengukuran yang dikembangkan Murray memproyeksi angka kematian karena virus corona di Amerika bisa mencapai 61.500 pada Agustus 2020 nanti. Namun jika ada negara bagian yang mencabut aturan seperti jaga jarak sebelum 1 Mei 2020, maka kemungkinan lebih buruk bisa terjadi.

Beberapa ahli menilai aturan social distancing atau jaga jarak mulai memperlihatkan dampak positif. Para ahli juga memperingatkan jika negara terlalu cepat membuka kembali segala aktivitas, maka ini bisa menyebabkan kemunduran bagi Amerika Serikat.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com