JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Pendidikan

Ini 4 Saran KPAI untuk Pembelajaran Jarak Jauh di Era New Normal

ilustrasi KBM / pixabay
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pada pembelajaran jarak jauh periode kedua selama pandemi Corona ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan empat point masukan untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Saran itu diberikan setelah KPAI melihat adanya sejumlah masalah dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) fase pertama.

Yang pertama, adalah penyederhanaan kurikulum di semua jenjang pendidikan, TK sampai SMA/SMK. Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, kurikulum 2013 harus segera disederhanakan dan disesuaikan dengan situasi darurat.

“Sehingga diharapkan menjadi kurikulum adaptif dengan kompetensi dasar yang sudah dikurangi. Kemendikbud harus memilah dan memilih materi yang esensial dan dapat dilaksanakan anak ketika belajar dari rumah,” kata Retno dalam keterangan tertulis, Minggu (26/7/2020).

Kedua, KPAI mendorong pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera membuat kebijakan penggratisan internet selama PJJ pada 6 bulan ke depan. Dari temuan KPAI, dar data survei PJJ fase pertama berjalan tidak efektif.

Sebanyak 77,8 persen responden siswa mengeluhkan kesulitan belajar.

Dari total angka itu 37,1 persen siswa mengeluhkan waktu pengerjaan yang sempit sehingga memicu kelelahan dan stres, 42 persen siswa kesulitan daring karena orangtua mereka tidak mampu membelikan kuota internet, dan 15,6 persen siswa mengalami kesulitan daring karena tidak memiliki peralatan daring, baik telepon genggam, komputer PC, apalagi laptop.

“Banyak anak dari keluarga menengah ke bawah tak mampu melaksanakan pembelajaran daring akibat tak mampu membayar kuota internet,” kata Retno.

Selanjutnya, KPAI juga menyarankan sekolah memetakan anak-anak yang bisa melakukan pembelajaran daring dan yang hanya bisa luring atau yang bisa luring dan daring.

Sekolah diminta menyiapkan penjadwalan pembelajaran dan membuat modul pembelajaran untuk anak-anak yang tidak bisa daring.

“Terutama untuk para siswa SMK yang membutuhkan praktek keterampilan di bengkel sekolah, seharusnya dijadwalkan daring dan tatap muka demi menjaga kualitas lulusan sekolah vokasi,” kata Retno.

Terakhir, Retno mengatakan KPAI mendorong adanya kebijakan pemerintah yang fokus pada keluarga miskin.

Ia menegaskan krisis akibat pandemi dapat menjadi krisis kemanusiaan yang lebih besar kepada anak. Ia meminta pemerintah harus memastikan anak-anak mendapatkan akses pendidikan, kesehatan dan perlindungan.

“Karena anak-anak yang tidak bisa mengakses PJJ secara daring, berpotensi berhenti sekolah, padahal hak atas pendidikan merupakan hak dasar yang wajib di penuhi negara dalam keadaan apapun,” kata Retno.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com