JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Bandara Dubai Gunakan Anjing Pelacak untuk Deteksi Covid-19, Akurasinya Capai 91 Persen

Ilustrasi anjing pelacak / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Anjing pelacak digunakan oleh Bandara Internasional Dubai ( DXB) untuk mendeteksi Covid 19.

Untuk kepentingan terssbut, anjing pelacak dilatih melakukan lebih dari 400 tes dalam beberapa pekan terakhir.

Dari sekian hasil tes itu anjing pelacak mampu mendeteksi Covid-19 dengan akurasi mencapai 91 persen.

Semua orang yang tiba di Uni Emirat Arab harus menjalani tes Covid-19, setidaknya empat hari sebelum keberangkatan.

Jika hasilnya negatif, maka pelancong bisa masuk. Pengelola Bandara Dubai menjalin kemitraan dengan Otoritas Kesehatan Dubai (DHA) dalam hal itu.

Bila ada orang terinfeksi Covid-19 melakukan perjalanan melalui Bandara Dubai, maka orang tersebut akan masuk ke area pengujian.

Di situ, pelancong harus memberikan sampel keringat. Sampel tersebut yang disodorkan kepada anjing pelacak untuk diidentifikasi di ruangan khusus yang tertutup.

Anjing pelacak akan mengendus sampel keringat yang menandakan bau tubuh dalam wadah seperti corong.

“Hanya butuh beberapa menit identifikasi dari penciuman. Jika sampel dianggap positif Covid-19, maka anjing akan duduk,” kata Direktur Unit K-9 Inspeksi Keamanan Polisi Dubai, Mayor Salah Khalifa Al Mazrouei seperti dikutip dari Fox News.

Setelah itu petugas akan meminta penumpang yang diambil sampel keringatnya untuk menjalani pemeriksaan lanjutan, yakni tes Polymerase Chain Reaction atau PCR. Menurut Al Mazrouei, Uni Emirat Arab adalah negara pertama yang menggunakan anjing polisi unit K-9 dalam mendeteksi Covid-19.

“Kami bekerja sama dengan sejumlah ahli di Inggris dan Prancis untuk melatih anjing dalam mendeteksi virus,” ujarnya.

Mengutip Lonely Planet, tidak semua penumpang diuji sampel keringatnya dan diendus oleh anjing pelacak ini.

Tes tersebut berlaku bagi pengunjung yang berisiko, berasal dari negara dengan jumlah kasus yang tinggi, dan memiliki gejala gangguan kesehatan, seperti suhu tubuh lebih dari 37,3 derajat celcius dan flu.

Petugas memastikan tidak ada kontak langsung antara anjing pelacak dengan sampel yang diendus dari corong.

Begitu juga tidak ada kontak langsung antara anjing pelacak dengan orang yang diuji sampel keringatnya tadi. Metode ini untuk menghindari potensi penularan Covid-19 dari manusia ke hewan, maupun sebaliknya.

Para peneliti University of Veterinary Medicine Hanover, Jerman, melatih anjing pelacak tentara untuk membedakan antara sampel cairan orang sehat dan pasien Covid-19.

Seluruh anjing dianggap mampu mendeteksi dengan akurat sebesar 94 persen. Rinciannya, 157 identifikasi positif yang benar, 792 refleksi benar dari sampel yang tidak terinfeksi. Dan hanya 33 hasil deteksi yang salah.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com