Beranda Umum Internasional Pernah Saling Mengejek dan Mengancam, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Doakan...

Pernah Saling Mengejek dan Mengancam, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Doakan Presiden AS Donald Trump yang Positif Covid-19 agar Cepat Sembuh

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden Ameriak Serikat Donald Trump saat keduanya bertemu di Vietnam, pada 28 Februari 2019 silam. Foto: REUTERS / Leah Millis via Tempo.co

PYONGYANG, JOGLOSEMARNEWS.COM Antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kerap diberitakan berselisih paham, bahkan saling mengancam. Namun saat Trump dinyatakan positif Covid-19, Kim Jong Un justru mengirimkan salam dan doa kesembuhan bagi rivalnya itu.

Diberitakan kantor berita Korea Utara, KCNA, pada Sabtu (3/10/2020), Kim Jong Un mengirimkan pesan simpati kepada Donald Trump dan istrinya Melania. Ia berharap agar keduanya segera pulih dari Covid-19.

“Ia sangar berharap agar mereka pulih secepatnya. Dia berharap mereka pasti akan dapat mengatasinya. Dia juga mengirimkan salam hangat kepada mereka,” tulis kantor berita tersebut dikutip Yonhap.

Pesan itu datang sehari setelah Trump mengumumkan melalui akun media sosial Twitter miliknya bahwa dirinya dan istrinya dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dalam pesannya, Kim Jong Un mengatakan dia “mendengar berita mendadak” bahwa Trump dan istrinya dinyatakan positif Covid-19 dan menyampaikan turut bersimpati.

Pesan simpati untuk Donald Trump ini menandai pertama kalinya Kim Jong Un mengirim pesan kepada presiden atau pemimpin negara, dan mendoakan kesembuhan mereka setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Saling Mengancam

Antara Kim Jong Un dan Donald Trump sebelumnya pernah saling bertukar ancaman penghancuran total dan penghinaan kasar, setelah Korea Utara pada tahun 2017 melakukan serangkaian uji senjata yang bertujuan untuk memperoleh kemampuan guna meluncurkan serangan nuklir ke AS.

Trump sempat mengatakan bahwa dirinya akan menghujani Korea Utara dengan “api dan amukan”, bahkan mengejek Kim sebagai “manusia kecil”. Sebaliknya, Kim menjawab bahwa dia akan “menjinakkan orang bodoh AS yang gila.”

Tetapi mereka menghentikan retorika semacam itu dan malah mengembangkan hubungan pribadi setelah Kim Jong Un tiba-tiba menghubungi Trump pada 2018 untuk membicarakan nasib senjata nuklirnya yang semakin maju.

Kim dan Trump sempat bertemu sebanyak tiga kali. Dimulai dengan pertemuan puncak di Singapura pada Juni 2018 yang menjadikan Trump sebagai presiden AS pertama yang bertemu dengan seorang pemimpin Korea Utara sejak akhir Perang Korea 1950 hingga 1953.

Tetapi pertemuan mereka tidak menghasilkan putusan besar sejak KTT kedua mereka di Vietnam berakhir tanpa kesepakatan apapun menyusul perselisihan mengenai sanksi yang dipimpin AS terhadap Korea Utara.

www.tempo.co