JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM ย – Ada kecenderungan, pada periode kedua pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin merangkul kelompok-kelompok yang berseberangan dengan dia.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.
Salah satu pendekatannya, menurut Adi Prayitno, adalah dengan memberikan bintang tanda kehormatan kepada orang-orang yang kerap mengkritiknya.
Mulai dariย Fadliย Zon, Fahriย Hamzah, hingga Gatotย Nurmantyo.
“Ada kecenderunganย Jokowiย memakai politikย zeroย enemy, di periode kedua ini. Terlihat mesra dengan kelompok yang selama ini berseberangan,” ujar Adi saat dihubungi Tempo pada Rabu (4/11/2020).
Diketahui, Presiden Jokowi akan menganugerahkan Bintang Mahaputera kepada bekas Panglima TNIย Gatot Nurmantyoย saat peringatan Hari Pahlawan.
Sebelumnya, presiden juga memberi tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya kepada bekas pimpinan DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah saat peringatan HUT RI pada Agustus lalu.
Ketiganya dikenal sangat kencang mengkritik setiap kebijakan-kebijakan Jokowi. Gatot bahkan ikut mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yang belakangan kerap mengkritik keras pemerintah.
“Sebagian publik mungkin kaget dengan penghargaan itu karena belakangan ini manuver Gatot kerap berseberangan dengan pemerintah. Sebagian publik lain mungkin menilai penghargaan ini perkara biasaย mengingatย Gatot adalah mantan Panglima TNI,” ujar Adi.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin berharap bintang jasa yang diberikan oleh Jokowi tidak mengendurkanย kritik terhadap pemerintah.
“Tanda jasa itu hak. Sedangkan mengkritik itu kewajiban karena pemerintah dianggap salah jalan,” ujar Ujang.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com