SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hidup memang ibarat roda yang berputar. Siklus kehidupan seseorang tak pernah ada yang tahu dan bisa memprediksi.
Seperti kisah legenda seniwati kenamaan Sragen, Sinden Sujiati alias Suji Mentir. Legenda ledhek (seniwati sinden tayub) yang pernah moncer di era 90an, kini harus menghadapi kenyataan pahit.
Legenda hidup sinden kenamaan itu kini harus berjuang melawan kondisinya yang sakit-sakitan di usia 67 tahun.
Sang maestro ledek Sragenan itu, kini terbaring sakit parah di rumah tua miliknya di pinggiran sungai di Dukuh Tegalrejo RT 10, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
Saat JOGLOSEMARNEWS.COM mendatangi rumah sederhana milik Suji Mentir, nampak sang legenda sinden itu hanya terbaring lemah tanpa daya.
Nyoi Prawati (22) anak angkat Suji Mentir, mengatakan ibunya jatuh sakit sudah ada 10 tahun.
Bermula saat ia ditawari job manggung di salah satu kota. Namun job manggung dengan bayaran limayan besar itu terpaksa dibatalkan karena tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang tidak beres di tenggorokan miliknya.
Hari tambah hari sakit tenggorokan kian parah. Tak hanya job batal, aktivitas dan kondisi kesehatan Mbah Suji kian memburuk.
“Iya bermula sakit tenggorokan lalu ibu membatalkan job itu, sejak itulah semakin ke sini ibu makin sakit-sakitan,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (12/1/2021).
Semenjak itulah, sang Maestro Tayub Sragenan itu mulai meninggalkan dunia hiburan. Ia pun memilih fokus istirahat penyembuhan penyakit yang ia derita.
Akibat tidak bisa bekerja, Suji Metir mulai merasakan beban hidup lagi. Selain sakit yang ia derita dia juga mulai kesulitan akan kebutuhan yang harus ia pikul sendirian.
,”Ibu adalah tulang punggung keluarga mas, dari job tayub ledek dan jadi sinden beberapa dalang wayang itu ibu mendapat penghasilan dan bisa buat kebutuhan saya. Namun kini ibu sakit kayak gini. dulu saya dirumah sini sama ibu saja,” ujar Nyoi.
Suara Hilang, Penyakit Kronis Datang
Terpisah, Marsudi (45) keponakan Suji Mentir pada awak media juga menyampaikan, Mbah Suji Mentir sakit parah sejak beberapa tahun lalu.
Hal itu diperparah dengan kondisi ekonomi yang semakin tak bersahabat. Hingga biaya berobat pun kesulitan sampai akhirnya hanya pasrah berobat seadanya di rumah.
“Faktor ekonomi yang juga mempengaruhi kondisi ibu semakin parah. Karena ibu tulang punggung keluarga sakit tengorokan terus makin banyak fikiran akan kebutuhan sakit kedua kepalanya terasa amat sakit juga ikut menimpa ibu,” bebernya.
Kondisi legenda sinden Sragen, Suji Mentir yang terbaring lemah. Foto/Wardoyo
Deritanya makin bertambah, ketika hasil kontrol terakhir ke dokter, Mbah Suji divonis penyakit gula.
Tak ayal, kondisi tubuhnya makin mengering dan terlihat tinggal tulang terbalut kilit. Bersamaan itu, badannya sudah separuh tak bisa lagi digerakkan.
Suaranya pun perlahan menghilang dan kini tak bisa lagi berbicara.
“Ibu tambah sakit lagi, kemarin di kontrolkan di rumah sakit ibu di vonis sakit gula. Semakin kesini tubuh ibu semakin lemah dan tak berdaya tubuh ibu mati separuh yang sebelah kiri dari tangan sampai kaki sudah tidak bisa digerakkan lagi. Ibu saat ini tidak bisa bicara,” kata Marsudi.
Keluarga hanya bisa berharap kondisi keluarga Suji Mentir yang kini sangat memprihatikan itu, ada tangan tangan dermawan yang tergerak.
Sujiati Mentir atau sering di kenal dengan nama Suji Mentir Maestro Tayub Sragenan itu terkenal melalui lagu-lagunya Kentil Geyong, Sawo Gletak, Ngudang Anak, dan Kijing miring.
Di masa jayanya, Suji Mentir hampir tak pernah sepi job mentas. Pesona kecantikan dan suara emasnya membuatnya hampir selalu jadi bintang panggung di setiap tayuban.
Ia bahkan sering tampil bersama beberapa Dalang Kondang seperti Ki Dalang Manteb Sudarsono, Ki Dalang Anom, Ki Dalang Purbo, Ki Dalang Untung Wiyono, Ki Dalang Putut. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com