JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Hadir di Peletakan Masjid Luthfi Al Mukhlisin di Karanganyar, Pernyataan Kepala BPIP Menohok Banget Soal Keagamaan. Simak Pernyataan Lengkapnya!

Foto/Humas Kab
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Peletakkan batu pertama Pembangunan Masjid Luthfi Al Mukhlisin di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu Karanganyar dihadiri oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi.

Pada kesempatan itu, Prof Yudian mengajak umat muslim tidak boleh menghakimi keagamaan seseorang. Di Indonesia yang berlandaskan Pancasila, diberikan kebebasan beragama.

Namun kebebasan itu harus konstitusional atau tidak menganggu orang lain. Semua harus taat pada peraturan perundangan yang ada.

“Kehadiran masjid dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Beribadah di negara Pancasila semua harus taat pada peraturan perundangan yang ada. Kehadiran masjid ini dalam rangka mewujudkan cita-cita Negara yakni hidup rukun, damai, sentosa di dunia dan di akhirat,” papar Prof Yudian saat memberikan sambutan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Luthfi Al Mukhlisin di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar pada Jumat (29/01/2021).

Dia mencermati nama Luthfi Al Mukhlisin adalah sebuah kehalusan dan niat baik. Pihaknya mengajak semua untuk mendukung pembangunan masjid di Desa Bolon tersebut.

Sementara Bupati Karanganyar, Juliyatmono berharap proses pembangunan masjid berjalan lancar, berkah, memberikan manfaat bagi semua masyarakat.

Atas nama Pemkab Karanganyar mengucapkan terima kasih dan semoga siapa saja yang berkontribusi dalam pembangunan ini mendapatkan amal sholeh.

Agama tentu tidak baik kalau hanya diceritakan saja. Namun yang lebih bagus adalah melaksanakan seperti pembangunan masjid pada pagi hari ini.

“Semoga Masjid ini dapat meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT dan memberikan manfaat kepada semua,” tambahnya.

Selain itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi. Jateng, Musta’in Ahmad menyatakan Alhamdulillah bisa hadir dan menjadi saksi pembangunan masjid. Masjid adalah tempat sujud, dan beribadah. Filosofinya, kepala yang diagung-agungkan tunduk dan patuh kepada Allah dalam suasana beribadah.

“Kita abdi dan hamba SWT, diawali Allah Akbar yang merupakan penghormatan, dan mengakuan kalau kita sangat kecil sangat kecil. Sholat yang dimulai dengan mengangkat kedua tangan dan diakhiri salam sebagai isyarat ketundukkan vertical serta mengajarkan kerendahan hati,” ujar mantan kepala Kemenag Kabupaten Karanganyar tersebut. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com