SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jika kebetulan Anda sedang gowes pagi-pagi menyusuri ruas-ruas jalan di Kota Solo, siapa tahu Anda menjumpai penjual kue pukis di pinggir jalan. Mereka menggunakan sepeda motor dengan sebuah payung besar menaunginya.
Di luar itu, penjual pukis juga cukup mudah ditemui di beberapa tempat. Yang model warung permanen misalnya di timur Perempatan Notosuman, lalu di konter pusat perbelanjaan atau di pasar-pasar tradisional. Cukup mudah menjumpai penjual kue pukis, tentu dengan kualitas yang berbeda-beda.
Di antara penjual pukis di Kota Solo, Surya Ningsih (47) adalah salah satu pemain yang sudah cukup lama. Tigapuluh tiga tahun silam, dia sudah menjual pukis untuk menopang hidupnya. Jika Anda berkunjung ke Pasar tertua di Kota Solo, Pasar Gede, di situlah Surya Ningsih membuka lapaknya.
Berada di pasar yang legendaris dan bermain sudah cukup lama, membuat Surya Ningsih berani menamakan produknya dengan Pukis Legend Kota Solo. Selaras dengan namanya yang legendaris, Kue Pukis Legend Kota Solo bikinan Surya Ningsih ini menjadi pukis pilihan saat orang berkunjung ke Pasar Gede.
Cita rasanya yang menggugah selera dan ciri khasnya yang unik tentu saja menjadikannya sebagai jajanan Solo yang patut dicoba. Kedai Kue Pukis Legend Kota Solo terletak di Jalan Utara Pasar Gede No.34, Sudiroprajan.
Setiap hari, Surya Ningsih membuka kedainya dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Aroma pukis yang gurih dan legit, banyak mengundang pengunjung Pasar Gede datang membeli dan mecicipi rasanya yang luar biasa.
Selain soal rasa, ukurannya yang lebih besar dari pukis lainnya menjadikan Kue Pukis Legend Kota Solo berbeda. Ning, begitu dia sering disapa, mengaku tak mau main-main dengan bahan baku kue buatannya. Ia selalu menggunakan bahan-bahan terbaik, selain itu juga menjauhi bahan pengawet.
Kue pukis dimasaknya hingga kering merata. Hal itu bertujuan agar pukis matang sempurna dan dapat bertahan lebih lama, tanpa bahan pengawet.
“Bisa tahan dua hari, karena masaknya sampai kering. Segala sesuatu kalau dimasak sampai kering kan pasti awet. Sudah saya coba,” ujar Ning kepada Joglosemarnews, Jumat (12/2/2021).
Tentu saja, kualitas, bahan dan cita rasa ikut pula menentukan harga. Maka jangan heran jika orang harus merogoh kocek Rp 6.000 untuk satu potong kue Pukis Legend. Harga tersebut berlaku untuk semua jenis rasa yang tersedia. Mulai dari rasa original, rasa keju, rasa meses ceres, dan rasa cokelat Van Houten. Ning menjamin, semua jenis bahan yang digunakan merupakan jenis terbaik.
Selama delapan jam ia berjualan, setiap harinya Ning bisa menjual kurang lebih 150 sampai 200 buah kue pukis. Jika dihitung-hitung, Ning bisa mendapatkan omzet antara Rp 900.000 hingga Rp 1.200.000 setiap harinya.
“Tapi namanya orang jualan, ya naik turun ya, Mbak. Enggak menentu, tapi kisarannya sekitar itu,” jelasnya.
Selain berada di utara Pasar Gede, Ning juga membuka kedai pukis di dua tempat berbeda. Satu kedai berada di sebelah barat Pasar Gede, dan satu kedai lainnya di Jebres, yang ditunggui anak-anaknya.
Selama berjualan kue pukis, Ning mengaku tidak ada salah satu jenis rasa bikinannya yang paling dominan. Artinya, semua jenis rasa kue pukis miliknya sama-sama digemari pembeli.
“Rasa itu kan soal selera ya. Pembeli itu berbeda-beda, sukanya apa. Tapi kalau satu jenis rasa habis, pembeli tetap mau rasa yang lain kok. Semua rasa tetap disukai,” ujar Ning.
Rullyani Kuncoro Putri
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com
