JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

KPI Usulkan Mangkunegara VII Menjadi Pahlawan Nasional, Ini Argumentasinya

Jajaran Pengurus KPI melakukan ziarah ke makam Raja Mangkunegara VII di Matesih, Karanganyar / Foto: Beni Indra
   
Jajaran Pengurus KPI melakukan ziarah ke makam Raja Mangkunegara VII di Matesih, Karanganyar / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) secara resmi mengusulkan nama almarhum Raja Mangkunegara  VII menjadi pahlawan nasional kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

KPI beralasan,  kontribusi Mangkunegara  VII terhadap dunia penyiaran di Indonesia cukup besar. Almarhum merupakan pelopor yang pertama kali berani menyiarkan budaya Nusantata di Indonesia, khususnya di era penjajahan.

Sebagai bentuk keseriusan pengusulan nama pahlawan nasional tersebut, KPI melakukan ziarah ke makam almarhum di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar, Minggu (28/3/2021).

Ziarah dilakukan oleh Ketua KPI,  Agung Suprio, Wakil Ketua KPI Mulya Hadi Purnomo beserta rombongan.

Ketua KPI Agung Suprio mengatakan,  jasa almarhum sangat besar terhadap cikal bakal dunia penyiaran di negeri ini.

Sehingga, menurut Agus,  KPI berpandangan bahwa  almarhum Mangkunegara  VII sangat layak untuk diangkat menjadi pahlawan nasional.

“KPI sudah mengusulkan nama Almarhum Mangkunegara  VII tersebut.  Namun ini masih proses, apakah disetujui atau tidak oleh Presiden Jokowi,” tandasnya  di sela-sela  ziarah di Makam Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar, Minggu (28/3/2021).

Adapun tahapan teknisnya, lanjut Agung Suprio, nanti Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) yang akan berkoordinasi dengan Presiden Jokowi untuk menentukan disetujui atau tidaknya usulan tersebut.

Sebelumnya, jelas Agus, proses pengusulan dilakukan dari bawah yakni diusulkan oleh Pemkot Surakarta untuk diteruskan kepada KPI serta Menkominfo.

Agung Suprio menjelaskan, kontribusi almarhum Mangkunegara  VII yakni pada tahun 1933, atau 88 tahun lalu,  almarhum merupakan tokoh pertama yang berani menyiarkan konten budaya Nusantara,  yakni gamelan sebagai wujud eksistensi bangsa.

Padahal saat itu  sudah cukup banyak radio lainnya, namun mayoritas materi penyiarannya  tentang Belanda. Dan siaran  budaya Nusantara itu terpancar secara nasional bahkan siaran tersebut tembus ke Belanda sehingga membuat dunia gempar ternyata budaya Nusantara itu ada.

“Peristiwa itu adalah kali pertama menggemparkan. Yang akhirnya dunia tahu ada budaya Indonesia. Andai waktu itu  Mangkunegara VII tidak mengenalkannya,  mungkin budaya Nusantara akan tenggelam dikuasai arus informasi Belanda,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Agung Suptio, sejarah keberanian Mangkunegara VII  itu menjadi inspirasi bagi KPI untuk membesarkan dunia penyiaran di Indonesia di era kekinian.

“Semangat dan keberanian Almarhum menjadi teladan bagi KPI untuk  meneruskan penataan kepenyiaran di Indonesia,” ujarnya.  Beni Indra

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com