JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Pendidikan

Setahun Pandemi Covid-19, Mendikbud Ungkap Dampak Tidak Adanya Pembelajaran Tatap Muka. Nadiem Makarim: Anak-anak Bisa Ditarik dari Sekolah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Foto: kemdikbud.go.id/ Fuji Rachman
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Satu tahun pandemi Covid-19 di Indonesia membawa dampak besar di segala bidang, tidak terkecuali pendidikan. Pembelajaran tatap muka yang telah ditiadakan selama setahun terakhir dinilai akan sangat berdampak pada peserta didik.

Terkait hal itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan sudah terlalu lama peserta didik tak mengikuti pembelajaran tatap muka. Ia pun mencemaskan dampak yang akan ditimbulkan dari tidak adanya pembelajaran tatap muka yang berkelanjutan.

“Sudah satu tahun, terlalu lama anak-anak kita tidak sekolah. Ini dampaknya nyata dan permanen,” kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, pada Kamis (18/3/2021).

Nadiem menerangkan, dampak pertama yang mungkin timbul yakni terkait persepsi orangtua atau wali siswa yang tak melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar. Menurut dia, ada orangtua siswa yang merasa tak ada gunanya membayar uang SPP jika tanpa sekolah tatap muka.

Baca Juga :  DKV ISI Surakarta Gelar Rakor Bahas Sebaran Mata Kuliah Tahun Ajaran 2024/2025

“Dan itu dampaknya bisa permanen karena anak-anak itu bisa ditarik dari sekolah,” ujar Nadiem.

Selanjutnya, Nadiem mengatakan ada penurunan capaian belajar. Hal ini disebutnya bukan cuma terjadi di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Namun, dia melanjutkan, perbedaan akses dan kualitas pendidikan menyebabkan Indonesia mengalami kesenjangan lebar dibandingkan negara-negara lain.

“Perbedaan akses dan kualitas dapat mengakibatkan kesenjangan ini lebih lebar, dan learning loss yang sifatnya permanen itu akan terus berkembang kalau kita tidak mulai secara terbatas (pembelajaran) tatap muka,” kata Nadiem.

Baca Juga :  Siswa Siswi Kelas 4 SDIT Nur Hidayah Surakarta Ikuti Halal Bi Halal dan Sungkeman

Dampak lainnya menurut Nadiem yakni munculnya pelbagai isu sosial, seperti kekerasan domestik terhadap anak dan pernikahan anak. Dia mengatakan pembelajaran jarak jauh pun membawa beban lebih besar bagi perempuan.

Ia mencontohkan, bagi ibu yang tadinya memiliki pekerjaan dan harus bekerja di luar. “Semuanya terhambat karena mereka harus menjaga anak,” ujar Nadiem.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya telah memberi lampu hijau kepada pemerintah daerah untuk menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Dengan adanya vaksinasi Covid-19 untuk guru yang ditargetkan rampung pada Juni, pemerintah menargetkan seluruh sekolah dapat memberikan opsi pembelajaran tatap muka terbatas saat memasuki tahun ajaran baru pada awal Juli mendatang.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com