JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Virus Paling Mirip SARS-CoV-2 Ditemukan di Gua Laos, Benarkah Asal Covid-19?

Pandemi Covid-19 masih terjadi
ilustrasi virus Corona
ย ย ย 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Pandemi Covid-19, khususnya di Indonesia sudah mulai melandai, dan pemulihan ekonomi mulai memperlihatkan hasilnya.

Namun demikian, dunia ilmu pengetahuan dan penelitian terus berkembang. Termasuk penelitian untuk mencari asal usul virus SARS-CoV-2.

Sejak kemunculan kasus Covid-19 di Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019, seluruh dunia memang berupaya mencari dan menemukan asal-usul virus tersebut.

Banyak upaya pencarian asal usul virus difokuskan di Tiongkok karena dianggap berasal dari kota Wuhan dengan asumsi jika virus pertama kali terdeteksi di sana, mungkin virus itu juga dimulai di sana.

Dilansir dari tempo.co, yang mengutip Medical News Today, 1 Oktober 2021, dua makalah yang sedang ditinjau oleh jurnal Nature dan diterbitkan sebagai pracetak meragukan asumsi ini dan menunjukkan bahwa untuk menemukan asal-usul virus itu para peneliti mungkin harus melihat lebih jauh.

Alasan mengapa SARS-CoV-2 sangat mudah menular dalah karena protein lonjakannya yang memberinya kemampuan untuk mengikat reseptor yang ada di permukaan banyak sel manusia yang disebut ACE2.

Berdasarkan sebuah makalah yang dikirimkan ke Nature, saat ini peneliti dari Pasteur Institute di Paris, Prancis, dan dari Laos telah melaporkan penemuan virus pada kelelawar gua di Laos Utara yang mempunyai domain pengikatan reseptor yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2.

 

Sampel darah, air liur, feses dubur, dan urin dari 645 kelelawar dari 46 spesies berbeda yang ditemukan di gua batu kapur di Laos utara telah diambil oleh para peneliti. Gua batu kapur tersebut berada dekat dengan perbatasan Tiongkok barat daya.

Para peneliti menemukan tiga jenis virus terpisah dalam tiga spesies kelelawar Rhinolophus yang berbeda, yang biasa dikenal dengan kelelawar tapal kuda. Sekuensing RNA mengungkapkan bahwa virus-virus ini lebih dari 95 persen identik dengan SARS-CoV-2, dan satu, virus terdekat dengan SARS-CoV-2 yang ditemukan sejauh ini, adalah 96,8 persen serupa.

Dari hasil eksperimen lebih lanjut ditemukan bahwa domain pengikatan reseptor dari virus memiliki afinitas tinggi untuk reseptor ACE2 manusia. Hasil tersebut sebanding dengan afinitas strain SARS-CoV-2 yang ditemukan para ilmuwan pada awal pandemi, menunjukkan bahwa virus ini dapat menginfeksi manusia secara langsung.

 

Sebelumnya, para ilmuwan juga mendeteksi virus serupa di Yunan, Tiongkok Barat Daya pada tahun lalu. Virus itu 96,1 persen mirip dengan SARS-CoV-2, yang berarti makalah ini menggambarkan virus terdekat yang terdeteksi.

Menurut Prof Edward Holmes dari University of Sydney, Australia, ia mengatakan bahwa makalah itu sangat signifikan. Prof Edward Holmes telah mempelajari kemunculan dan penyebaran SARS-CoV-2 tetapi tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

โ€œMenurut saya, virus ini tidak hanya ditemukan pada kelelawar dan trenggiling. Ekologi tidak seperti itu. Saya menduga mereka juga akan ditemukan pada spesies mamalia lain tetapi belum diambil sampelnya,โ€ ujar Prof. Holmes.

โ€œBeberapa virus Laos ini sangat dekat dengan SARS-CoV-2 dalam domain pengikatan reseptor utama (bagian dari protein lonjakan) virus. Ini berarti inti fungsional virus ada di alam, jadi tidak perlu berpikir bahwa virus entah bagaimana diciptakan atau diadaptasi di laboratorium,โ€ lanjut Prof. Holmes. Chairul Roziqi Putra

 

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com