JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Pendidikan

Gelar Kuliah Pakar, Prodi S2 Pendidikan Sains FKIP UNS Hadirkan Prof I Wayan Subagia

Istimewa
   

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Program Studi S2 Pendidikan Sains FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Kuliah Pakar bertema Integrasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran IPA, Selasa (2/11/2021).

Kuliah Pakar tersebut menghadirkan Prof I Wayan Subagia, M.App.Sc., Ph.D yang merupakan Guru Besar Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Bali.

Dalam kesempatan yang tersebut, Kepala Prodi S2 Pendidikan Sains FKIP UNS Surakarta, Dr. Sarwanto, M.Si menyampaikan bahwa Kuliah Pakar tersebut banyak memberi informasi bagi mahasiswa yang ingin mengambil materi tugas akhir, atau tesis berkaitan dengan kearifan lokal (etnosains).

Dalam paparannya, Prof I Wayan Subagia menyampaikan bahwa integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran IPA meliputi tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Prof Subagia menjelaskan, integrasi dalam bentuk tujuan pembelajaran IPA ditekankan pada peningkatan kemampuan peserta didik sebagai insan yang memiliki potensi untuk tenaga, suara dan pikiran (Tri Pramana).

Selain itu juga peningkatan kemampuan peserta didik dalam berpikir, berbicara dan berbuat (Tri Kaya Parisudha).

“Serta peningkatan kemampuan peserta didik menggunakan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kemaslahatan hidup (widyaguna),” kata Prof I Wayan Subagia, Ph.D.

Integrasi dalam bentuk materi pelajaran pada materi pelajaran IPA, integrasi kearifan lokal ditekankan pada penggunaan materi-materi lokal sebagai wahana pengembangan potensi,kecakapan,dan kehidupan manusia.

Contoh materi lokalnya, menurut Prof Subagia, seperti kajian lingkungan, kajian tentang musim, kajian tentang peternakan, kajian tentang perkebunan dan kajian tentang industri.

Integrasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran IPA ditekankan pada pemberdayaan potensi yang dimiliki peserta didik, mulai dari pertama, pancaindera, pikiran, emosi, badan, dan energi.

Kedua, pelibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, mulai dari mengamati, mencari, menemukan, mengerjakan, menirukan, mengembangkan, menghindari.

Ketiga, pengembangan etika dan tata krama pergaulan lokal, nasional, dan internasional mulai dari norma, nilai, dan sopan santun dalam pergaulan.

Dan keempat, pembimbingan belajar mulai dari pemberian contoh, model, petunjuk,” terang Prof. I Wayan Subagia, Ph.D.

Sebaliknya, untuk integrasi dalam bentuk penilaian pembelajaran, meliputi penilaian otentik, di antaranya sesuai dengan proses dan produk pembelajaran.

Selanjutnya adalah penilaian proses, yang meliputi kehadiran dalam pembelajaran, sikap dalam pembelajaran (spriritual, sosial, dan ilmiah), aktivitas dalam pembelajaran (mendengarkan, bertanya, menjawab, bekerja, presentasi) serta penilaian produk yang meliputi jenis produk, kesesuaian produk dan kualitas produk. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com