BANDUNG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus Covid-19 di Kota Bandung mengalami kenaikan, yang salah satunya disumbang oleh aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang mulai diberlakukan.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Harian Satuan Tugas Covid-19 Jawa Barat, sekaligus Asisten Pemerintahan, Hukum dan Kesejahteraan Sosial Setda Jawa Barat, Dewi Sartika.
“Ada kenaikan terutama di Kota Bandung,” kata dia, Rabu (10/11/2021).
Dewi mengatakan, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bandung terjadi pada rentang usia 10-18 tahun. Sementara penambahan untuk lansia justru menurun. Namun dia tidak merincinya.
“Kebetulan anak-anak itu ada yang belum divaksin. Ini berkisar 10-18 tahun, peningkatannya di situ,” kata dia.
Karena itulah, Dewi mengaitkan kenaikan kasus pada usia pelajar tersebut dengan aktivitas pembelajaran tatap muka.
Dugaan itu dikuatkan dengan adanya temuan pelajar yang terkonfirmasi positif Covid-19 lewat sampel acak yang dilakukan pada guru dan murid yang mengikuti PTM terbatas di Kota Bandung. Demikian pula dengan tracing dan testing.
“Ada yang memang antar sekolah, ada yang memang pulang sekolah mereka main bukan langsung pulang ke rumah,” kata dia.
Dewi mengatakan, selain tracing dan testing, pemerintah meminta sekolah dengan temuan kasus positif Covid-19 di atas 5 persen dari sampel untuk menghentikan sementara aktivitas PTM.
“Kalau dia lebih dari 5 persen kan ditutup,” kata dia.
Dewi mengatakan, secara umum penambahan kasus baru Covid-19 di Jawa Barat relatif menurun. Indikator keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Ratio (BOR) 2,8 persen, tingkat kesembuhan 97 persen, dan tingkat kematian 2,8 persen. Seluruh indikator tersebut masih di bawah rata-rata nasional.
Kendati demikian penambahan di Jawa Barat berada di peringkat dua nasional.
“Keterpaparan kasus Covid-19 sekarang sekitar 1.600-an, nomor dua di Indonesia, yang tertinggi itu Jawa Tengah,” kata Dewi.
Kepala Seksi Kelembagaan dan Peserta Didik Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Kota Bandung, Risman Al Isnaeni mengatakan, pengawasan pelaksanaan PTM terbatas dilakukan salah satunya dengan melakukan pengambilan sampel 10 persen peserta didik dan guru di sekolah.
“Ada 10 persen sekolah yang di ambil sampel swab-nya, itu sudah selesai dilakukan,” kata dia, Selasa, 9 November 2021.
Risman mengatakan, dari 8 ribu sampel swab yang dipilih acak tersebut 3,2 persen dinyatakan positif Covid-19. Seluruhnya dipastikan OTG, tidak bergejala.
Risman mengatakan, ada 54 sekolah diminta menghentikan sementara pembelajaran tatap muka terbatas yang sedang dilaksanakan.
“Jika di angka 1-5 persen itu pelaksanaan PTM masih berjalan hanya di kelas yang ditemukan itu dihentikan. Di atas 5 persen sekolah tutup sementara,” kata dia.