
SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Nasib baik mungkin belum berpihak pada Yulianto Putro. Sebagaimana pedagang kecil lainnya, usahanya mengalami pasang surut.
Dan kali ini, pandemi Covid-19 menjadi pemicu usahanya benar-benar merosot. Keuntungan dari berjualan kue terang bulan yang tak seberapa, jauh berkurang dari biasanya.
Yulian, sapaan akrabnya mengaku, ia mulai menjadi penjaja kue manis nan lembut khas Bangka itu sejak tahun 2016 hingga sekarang.
Perjalanan Yulian sebelum akhirnya menjadi penjual kue terang bulan cukup berliku. Sebelum itu, Yulian pernah bekerja di perusahaan Sariwarna Tekstil
Sebenarnya, dulu ia pernah bekerja di perusahaan Sariwarna Tekstil. Akan tetapi, nasib buruk mampir padanya, ketika ia terkena PHK pada tahun 2000 silam.
Untuk menyambung hidupnya, Yulian kemudian beerja menjadi sales lilin dari Tuban. Produk itu ia pasarkan hingga Tawangmangu dan Sragen.
Beberapa lama ia menjalani pekerjaan menjadi sales lilin, sebelum akhirnya penjualan lilin mulai sepi. Sebuah insiden tabrak lari makin mematahkan harapannya untuk bekerja menjadi sales lilin, hingga kemudian ia berjualan kue terang bulan.
Baginya, bekerja menjadi penjual kue terang bulan bisa menjadi penopang hidupnya. Bekerja tanpa juragan memang terasa lebih merdeka, namun kondisinya juga naik turun, tergantung kondisi penjualan.
Karena itulah untuk meraup rezeki yang banyak, ia rela mengayuh sepeda tuanya sejak pukul 06.00WIB, agar pembeli bisa merasakan rasa lembut dan manis dari kue khas Bangka itu dengan harga Rp 6.000.
“Menjelang tengah hari saya harus pulang untuk ngambil beberapa helai kue lagi, karena kue yang ia buat tidak tahan lama,” ujarnya.
- Kontak Informasi Joglosemar News :
- Redaksi : [email protected]
- Promosi : [email protected]
- Kontak : [email protected]