SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah maraknya hama tikus dan korban-korban tewas akibat kesetrum jebakan, Desa Bedoro di Kecamatan Sambungmacan barangkali menjadi salah satu desa yang jauh dari hingar bingar hama tikus.
Meski memiliki lahan luas, faktanya hama tikus di desa tersebut relatif bisa dikendalikan. Petani di wilayah ini bahkan nyaris tidak ada yang mengenal setrum jebakan tikus.
Semua itu ternyata tak lepas dari terobosan yang dilakukan Pemdes setempat. Yakni dengan memberdayakan burung hantu di areal persawahan.
Sejak dirintis tahun lalu, hingga kini sudah ada 17 rumah burung hantu (pagupon) yang dibuat di desa tersebut.
“Kita rintis sejak tahun lalu. Di tahun pertama kemarin 7 pagupon. Tahun ini kita tambah 10 pagupon. Untuk tahun ini anggarannya pakai dana desa totalnya Rp 22 juta. Rp 15 juta untuk pengadaan paguponnya, Rp 7 juta untuk burung hantunya,” papar Kades Bedoro, Pri Hartono di sela pemasangan pagupon di salah satu areal bersama Kapolres Sragen, Kamis (13/1/2022).
Kades menguraikan 17 pagupon itu dipasang menyebar di semua titik areal pertanian di desanya. Satu kandang diisi satu pasang burung hantu.
Pada tahun lalu, Pemdes hanya mengalokasikan pembuatan pagupon saja sedang burungnya terisi sendiri dari burung hantu liar.
Namun berkaca dari karakter burung hantu yang perawatannya relatif sulit, tahun ini Pemdes akhirnya mengalokasikan pagupon berikut pengadaan burung hantunya.
“Kalau burung liar kadang ada kadang pergi. Nggak bisa menetap. Makanya tahun ini kita alokasikan untuk pengadaan burungnya juga. Ada 10 pasang,” terangnya.
Terobosan pemberdayaan burung hantu itu digencarkan karena cukup efektif menekan sekaligus mencegah populasi hama tikus.
Meski hanya memiliki kemampuan memangsa 6 ekor tikus dalam semalam, faktanya semenjak areal dipasangi pagupon dan burung hantu, serangan tikus relatif bisa terkendali.
“Alhamdulilah, Desa Bedoro ini bukan termasuk wilayah pandemi tikus. Makanya di sini nggak ada yang pasang jebakan pakai setrum. Tapi hama tikus juga relatif aman sejak kita berdayakan burung hantu. Petani sini juga relatif manut-manut, kita sosialisasi agar tidak pasang jebakan tikus dan sampai sekarang nggak ada yang masang,” jelasnya.
Tetap Bisa 3 Kali Panen
Salah satu warga, Sunarto (68) petani asal Dukuh Tegalrejo RT 33/8, menuturkan selama ini hama tikus di wilayahnya bisa terkendali sejak adanya burung hantu.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com