SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus penolakan vaksinasi di salah satu sekolah non formal di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen akhirnya terkuak.
Sekolah tersebut ternyata bukan PKBM namun berdiri dalam bentuk madrasah. Informasi yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , penolakan vaksinasi di madrasah itu sudah berlangsung lama.
Tak hanya para siswa, pimpinan madrasah, pengasuh dan semua unsur pengajar di madrasah itu semuanya menolak vaksinasi dengan alasan keyakinan.
Saat dikonfirmasi, Kepala UPTD Puskesmas Kedawung II, dr Eko Windu Nugroho membenarkan adanya penolakan vaksin di madrasah tersebut. Tak hanya vaksinasi Covid-19, penolakan sebenarnya juga terjadi saat dilakukan vaksinasi dari program BIAS (bulan imunisasi anak sekolah).
Pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya pendekatan untuk memberikan pemahaman dan menggugah kesadaran para pengasuh serta siswa.
Namun semua upaya itu belum cukup meluluhkan mereka untuk menerima vaksinasi maupun imunisasi.
Setiap jadwal vaksinasi di madrasah itu, tim juga sudah berupaya selalu memberitahu jadwal sebelumnya.
Sehingga ia meyakini penolakan bukan karena jenis vaksinasi Covid-19 namun terhadap semua jenis vaksin program pemerintah.
“Kalau dari catatan kami, dari dulu setiap program vaksinasi BIAS juga begitu. Jadi nggak karena vaksin Covid-19 saja. Tim kami yang vaksinasi ke sana selalu pulang dengan hasil zonk. Karena ya selalu begitu, waktu diberitahu jadwal vaksin dan diberi pemahaman mereka iya iya. Tapi begitu hari H tim datang, nggak ada yang mau divaksin. Pimpinan dan ustadzahnya juga menolak,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (3/2/2022).
Windu mengungkapkan tim Puskesmas juga tak kurang-kurang berupaya melakukan pendekatan bersama unsur terkait.
Salah satunya dengan terjun bersama Bu Camat, Kapolsek dan tim DKK untuk mencoba memberikan pemahaman kepada pimpinan madrasah dan ustadzah pengasuh- pengasuh siswa.
Akan tetapi, yang terjadi selalu sama. Yakni iya di awal tapi menolak saat hari pelaksanaan. Termasuk mendirikan posko di Pustu yang berlokasi tak jauh dari madrasah itu.
“Sampai kita buatkan posko vaksin jaraknya hanya 50 meter dari madrasah. Tapi juga nggak ada yang mau. Kemarin kita total cuma ada 11 siswa yang mau vaksin,” urainya.
Pihaknya mensinyalir alasan keyakinan menjadi dasar mereka menolak untuk menerima vaksinasi.
Dari informasi yang beredar, mereka ada keraguan terhadap kehalalan vaksin yang akan disuntikkan.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com