JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Waduh, 239 Siswa Satu Sekolah di Kedawung Sragen Kompak Tolak Divaksin. Bupati Isyaratkan Kalau Tetap Nekat, Satu Desa Bisa Dilockdown!

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati didampingi Wabup, Kapolres, Dandim dan Kepala DKK saat memimpin rakor pengendalian dan pencegahan Covid-19, di ruang Sukowati, Kamis (3/2/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen menyayangkan adanya fenomena penolakan vaksin di salah satu lembaga pendidikan di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung.

Di mana sebanyak 239 siswa di sekolah
non formal itu kompak menolak untuk menerima vaksinasi Covid-19. Bupati dan Forkompida masih berupaya untuk melakukan pendekatan persuasif.

Namun jika upaya itu tak mempan, maka Pemkab mengisyarakatkan akan melakukan langkah lebih tegas.

“Faktor keengganan atau keyakinan mereka sendiri. Kalau sudah kita beri pemahaman dan tetap tidak mau ya kita cari solusi. Apakah satu desa tersebut di lockdown saja, kita belum tahu nanti kita bicarakan,” papar Bupati Yuni saat memimpin rapat koordinasi pengendalian dan pencegahan Covid-19 di ruang Sukowati Kabupaten Sragen Kamis (3/2/2022) pagi.

Bupati Yuni menguraikan sekolah yang siswanya menolak vaksin itu terdeteksi merupakan lembaga pendidikan non formal. Di sekolah itu, dilaporkan ada 239 siswa yang belum mendapatkan vaksinasi.

Kondisi itu dinilai sangat riskan di tengah meningkatnya angka kasus Covid-19 nasional dan Sragen. Saat ini, laju penambahan Covid-19 di Sragen kembali merangkak dengan tambahan 11 kasus sehari kemarin.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Bupati menyampaikan sekolah yang menolak vaksin itu sebenarnya bukan sekolah resmi yang terdaftar di dinas pendidikan maupun kemenag.

Akan tetapi fakta itu tidak bisa dibiarkan lantaran siswa dan semua komponen di sekolah itu juga nantinya bersinggungan dengan masyarakat lain di wilayah desa itu.

”Jadi sekolah non formal, kita lakukan pendekatan lagi, Semoga mereka akan mau divaksin. Pak Kapolres nanti juga akan turun tangan,” ujar Yuni.

Alasan Keyakinan

Dia mendapatkan informasi bahwa mereka enggan karena alasan ragu status kehalalan vaksin. Padahal seluruh Indonesia juga sudah vaksin.

Termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah memastikan tidak ada masalah vaksin yang beredar saat ini.

Meski demikian, Bupati menyebut sampai hari ini dari siswa ataupun kelompok tersebut belum pernah terpapar Covid-19.

Pihaknya berharap dengan pendekatan yang akan dilakukan, bisa muncul kesadaran siswa untuk mau divaksin.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Ditambahkan, data terbaru hingga hari ini, ada 11 temuan pasien baru yang positif terpapar Covid-19 di Sragen.

Dari angka itu, 8 orang orang dari hasil tracking, 2 orang dari pemeriksaan rumah sakit dan 1 orang diketahui terpapar setelah hendak bepergian.

Sedangkan 7 orang yang sebelumnya terkonfirmasi, dinyatakan sudah sembuh.

Soal varian Omicron di Sragen belum ditemukan. Namun beberapa pasien tengah dilakukan pengecekan. Selain itu pihaknya meningkatkan peran satgas Jogo Tonggo di lingkup terkecil.

”Teman-teman puskesmas menyisir kembali warga masyarakat yang belum vaksin,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen, Suwardi menegaskan lembaga yang enggan dilaksanakan vaksin tersebut yakni Pusat Kelompok Belajar Masyarakat (PKBM).

Dia menyampaikan merupakan sekolah non formal dan tidak terdaftar.

“Kami sudah datang ke sana, kami melakukan pendekatan,”terangnya.

Pihaknya menegaskan siswa yang menempuh studi di sekolah itu juga memiliki ragam usia. Mulai yang masih sepantaran TK sampai usia remaja tingkat SMA. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com