JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Pendidikan

Dr Budi Utami: Self Regulation Bantu Dorong Kesuksesan Siswa

Webinar Series#3 bertema “Self Regulation, Berpikir Kritis dan Pendidikan Sains”, Rabu (29/6/2022) / Istimewa
   

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Self regulation penting bagi para siswa untuk membantu keberhasilan dalam mencapai kesuksesan dalam belajar.

Self regulation tersebut, di antaranya memiliki fungsi untuk membantu mengarahkan siswa pada kemandirian belajar, yakni mengatur jadwal belajar, menetapkan target belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan secara mandiri.

Demikian diungkapkan oleh Dr Budi Utami, SPd  MPd dalam Webinar Series#3 bertema “Self Regulation, Berpikir Kritis dan Pendidikan Sains”, Rabu (29/6/2022).

Fungsi kedua, lanjut Budi Utami, adalah membantuk mencari informasi tentang pengetahuan dan materi pembelajaran dari berbagai sumber, memanfaatkan teknologi yang ada.

Baca Juga :  DKV ISI Surakarta Gelar Rakor Bahas Sebaran Mata Kuliah Tahun Ajaran 2024/2025

“Dan apabila mereka tidak menemukan apa yang mereka cari, guru di sekolah atau guru les dapat menjadi rujukan mereka,” papar Budi Utami, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Fungsi ketiga, adalah untuk mencapai prestasi akademik yang baik dan keempat, Siswa yang memiliki pengaturan diri yang baik, mempunyai strategi pengorganisasian informasi yang baik dalam menerima materi pembelajaran.

“Terakhir, untuk meningkatkan motivasi dan meningkatkan kemampuan belajar seumur hidup,” terang dosen S1 Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta tersebut.

Self regulation penting dalam pembelajaran akademik karena mewakili kesadaran, pengetahuan, dan kontrol kognisi peserta didik dan dapat membantu mereka menerapkan strategi kognitif secara lebih efektif.

Baca Juga :  DKV ISI Surakarta Gelar Rakor Bahas Sebaran Mata Kuliah Tahun Ajaran 2024/2025

Sementara itu dalam sambutan pembukanya, Dr Bramastia, MPd yang mewakili Kepala Program Studi S2 Pendidikan Sains FKIP UNS Surakarta, Dr Sarwanto, SPd, MPd mengatakan, berpikir kritis diperlukan karena mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis informasi yang diajarkan.

“Apalagi saat memecahkan masalah dalam proses pembelajaran sains yang menekankan pada gejala alam beserta hubungannya, perlu sikap berpikir kritis,” ujarnya.

Melalui webinar tersebut, dosen S2 Pendidikan Sains FKIP UNS Surakarta itu berharap budaya akademik di kalangan akademisi di bidang sains dapat terbangun dengan baik. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com