SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kebijakan Pertamina yang mulai memberlakukan pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar pakai aplikasi MyPertamina menuai kekhawatiran.
Sejumlah konsumen di Sragen khawatir kebijakan itu bukan memudahkan namun justru makin menyusahkan masyarakat menengah ke bawah.
Mereka juga khawatir masyarakat utamanya yang ada di pedesaan dan kurang menguasai teknologi, tidak siap sehingga bisa memicu gejolak.
“Bukan tidak mendukung, tapi mestinya melihat kondisi masyarakat. Tapi kesannya kok malah dibuat makin ribet. Bagaimana dengan mereka yang orang desa yang tidak pegang HP apalagi paham aplikasi, petani yang nggak biasa bawa HP, masa nggak boleh beli BBM di SPBU. Padahal subsidi itu diberikan untuk masyarakat,” ujar Yanto (34) salah satu warga di Tanon, Sabtu (2/7/2022).
Senada, Joko (54) asal Karangmalang juga menilai kebijakan itu terkesan terlalu dipaksakan dan diyakini malah menimbulkan gejolak di masyarakat.
Ia menyebut dengan diwajibkan memakai aplikasi, para konsumen dengan SDM menengah ke bawah dan tidak menguasai teknologi informasi, akan kesulitan untuk mengikuti.
“Kalau yang generasi milenial mungkin oke-oke saja, tapi bagaimana yang orang desa dan nggak punya HP untuk akses aplikasi. Ini yang harusnya dipertimbangkan. Mestinya inovasi itu memudahkan, bukan menyusahkan,” urainya.
Tak hanya warga, petugas SPBU juga khawatir penerapan kebijakan pakai aplikasi itu akan menimbulkan persoalan baru.
Mereka khawatir masyarakat tidak siap dan nantinya akan memicu antrian di SPBU.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com