JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Semua Kampung Bersolek, Saatnya Pesona Batik Jantran Mendunia

Anggota DPRD Sragen sekaligus pengusaha batik "Dewa" asal Kampung Jantran, Pilang, Masaran, Sugiyamto saat meninjau hasil kreasi batik di lingkungan RT 30 dalam lomba desain batik memeriahkan HUT RI, Sabtu (20/8/2022). Foto/Wardoyo
   
Anggota DPRD Sragen sekaligus pengusaha batik “Dewa” asal Kampung Jantran, Pilang, Masaran, Sugiyamto saat meninjau hasil kreasi batik di lingkungan RT 30 dalam lomba desain batik memeriahkan HUT RI, Sabtu (20/8/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Momen HUT ke-77 RI rupanya menjadi momen istimewa di Kampung Jantran, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen.

Salah satu kampung penghasil batik terbesar di Desa Wisata Batik Pilang ini memanfaatkan momen HUT RI dengan menggelar lomba menghias kampung dengan motif batik.

Semua sudut di 7 RT yang ada di kampung itu kini berubah total. Mulai dari gapura masuk, sepanjang jalan hingga kanan kirinya tampak berhias lampu warna warni dan bendera merah putih.

Pemandangan lukisan aneka motif batik yang menghiasi sepanjang jalan kampung menambah keasrian kampung.

Taman dengan replika pernak pernik batik yang didirikan di setiap RT kian mempertegas predikat sebagai kampung sentra batik.

Ya, pesona Jantran sebagai kampung produsen batik terbesar kini makin terpancar.

Menurut pemrakarsa lomba yang juga anggota DPRD Sragen, Sugiyamto, lomba kreasi kampung batik itu digelar untuk menyemarakkan HUT RI ke-77.

Jalan-jalan di kampung batik Jantran Desa Wisata Batik Pilang berhias lukisan beraneka motif batik. Foto/Wardoyo

Masing-masing RT menghias lingkungannya dengan ornamen batik. Bahkan mereka rela menghabiskan dana Rp 5-10 juta dari khas RT demi menghias kampungnya.

Meski berbiaya mahal, lomba tersebut sengaja dijadikan sebagai wahana untuk mengangkat kembali potensi batik Jantran setelah 2 tahun terpuruk diterpa pandemi.

“Setelah 2 tahun menahan, ini saatnya batik diangkat kembali. Makanya warga 7 RT ini sangat semangat untuk mendesain kampung batik. Karena ini sambil promosi batik mengingat Kampung Jantran ini adalah desa wisata batik dan salah satu daerah penghasil batik terbesar di Sragen,” paparnya di sela tinjauan ke beberapa RT, Sabtu (20/8/2022).

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Produksi Terbesar 

Legislator yang juga pengusaha batik itu menguraikan predikat sentra penghasil batik terbesar itu ditunjukkan dengan produksi harian batik di kampung Jantran bisa mencapai 25.000 lembar.

Taman desa wisata batik hasil kreasi warga di salah satu RT di Kampung Batik Jantran, Desa Pilang, Masaran. Foto/Wardoyo

Batik Jantran itu selama ini dijual ke luar Sragen seperti Solo, Jogja, Jakarta, Bali hingga luar Jawa. Ciri khas batik Jantran adalah kehalusannya dan dominan bermotif sogan.

Momen HUT RI dan pasca pandemi diharapkan menjadi momentum kebangkitan batik Jantran untuk mereguk kembali kejayaan yang pernah diraih sebelum pandemi.

“Ini momentum agar publik di Indonesia bahkan dunia tahu bahwa di sinilah pusatnya produksi batik terbesar. Sehingga mereka akan beli di sini karena harganya akan lebih miring. Sebab selama ini hampir 70 persen batik yang beredar di pasaran itu baik di Solo dan Jogja itu ambilnya sebenarnya dari sini,” jelasnya.

Makin Mendunia 

Sugiyamto menyampaikan geliat warga menggaungkan batik itu juga tak lepas dari realita bahwa batik mendominasi 80 persen lebih pencaharian warga.

Taman desa wisata batik hasil kreasi warga di salah satu RT di Kampung Batik Jantran, Desa Pilang, Masaran. Foto/Wardoyo

Mulai dari perajin besar, karyawan hingga perajin rumahan semua bergantung pada batik.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Kemajuan teknologi pemasaran di era digital makin memacu semangat untuk lebih mendorong batik Jantran agar lebih dikenal publik.

“Sekarang teman- teman pengrajin punya web sendiri dan mulai memasarkan produk lewat online. Alhamdulillah pasca pandemi ini pesanan mulai banyak. Biar batik Jantran ini semakin dikenal luas dan mendunia. Harapan kami dengan makin dikenal luas, batik dari sini akan makin maju,” tandasnya.

Anggota DPRD Sragen, Sugiyanto saat berpose bersama warga di taman kreasi batik RT 30. Foto/Wardoyo

Nantinya hasil kreasi tiap RT akan dinilai oleh tim. Sebagai pemrakarsa, ia sudah menyiapkan hadiah khusus bagi RT terbaik dan juga hadiah yang disediakan oleh Karang Taruna.

Ketua Karang Taruna Surya Bakti Dukuh Jantran, Toni Apriyanto menyampaikan lomba itu digelar dalam rangka memeriahkan HUT RI.

Selain mendesain lingkungan dengan motif batik, beragam lomba juga digelar seperti lomba tumpeng, jalan dan lainnya.

“Kriterianya kebersihan, kreativitas, keindahan dan lainnya. Warna dan motif dibebaskan intinya ada corak batiknya dan bola-bola,” jelasnya.

Ketua Karang Taruna Surya Bakti, Toni Apriyanto. Foto/Wardoyo

Melalui lomba itu, diharapkan mendukung eksistensi Kampung Jantran sebagai sentra penghasil batik menjadi lebih maju dan berkembang.

Ia mengapresiasi semangat warga di semua RT dalam bergotong royong mendesain dan memperindah kampungnya.

“Buatnya ada yang butuh satu bulan, panjang jalan yang dilukis bahkan ada yang sampai 200 meter. Masing-masing RT beda-beda motifnya,” jelasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com